Perempuan Sehat, Keluarga Kuat, Pondasi Menuju Generasi Emas 2045

Kesehatan perempuan merupakan investasi langsung bagi ketahanan keluarga dan masa depan Indonesia. Kesehatan perempuan, fisik maupun emosional adalah fondasi utama pada kekuatan keluarga. Hal ini disampaikan oleh Sri Suparni Bahlil Lahadalia, saat membuka Seminar Kesehatan dengan tema “Wanita Tanguh dengan Gaya Hidup Sehat - Kesehatan untuk Kekuatan Wanita” di Jakarta (8/12). 

Seminar ini merupakan rangkaian peringatan Hari Ulang Tahun ke-26 Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Sri menambahkan pertemuan ini bukan sekadar seremoni, namun sebuah ruang belajar yang hangat dan penuh empati melalui Health Talk. Perbincangan tentang penyakit autoimun, isu kesehatan yang semakin sering dialami perempuan, namun kerap terlambat dikenali.

"Tanpa kesehatan, peran wanita sebesar apapun tidak dapat dijalankan secara optimal", ujar Sri Suparni. 

Sebagai tuan rumah, Ketua DWP UP Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara sekaligus Plt. Ketua DWP UP Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan, Yusi Tri Winarno turut menyampaikan apresiasinya. Yusi menegaskan bahwa seminar ini digelar untuk memperluas literasi kesehatan, khususnya penyakit autoimun yang menurut riset banyak dialami perempuan di usia produktif. 

“Kegiatan ini bertujuan memberikan edukasi dan pemahaman bagi anggota Dharma Wanita tentang penyakit autoimun, yang menurut riset lebih banyak diderita oleh kaum perempuan”, sambung Yusi.

Literasi kesehatan ini menghadirkan pakar kesehatan wanita, Faisal Parlindungan. Dokter Spesialis Dalam dengan subspesialis Reumatologi ini memaparkan materi komprehensif mengenai autoimun mulai dari definisi, jenis penyakit, faktor risiko, hingga pentingnya deteksi dini. Dengan penyampaian yang sederhana dan mudah dipahami, forum edukasi ini membuka ruang diskusi mendalam bagi peserta DWP dan pegawai perempuan dari berbagai unit kerja Kementerian ESDM.

Autoimun: Isu Sunyi yang Dekat dengan Perempuan

Faisal memaparkan materi penyakit autoimun secara lugas dan relevan dengan kehidupan sehari-hari perempuan. Ia menjelaskan autoimun adalah kondisi ketika sistem kekebalan tubuh keliru dan justru menyerang sel tubuh sendiri, proses yang berlangsung perlahan dan sering tidak disadari.

Beberapa penyakit autoimun yang paling sering ditemukan pada perempuan di Indonesia, antara lain:

  • Lupus, yang ditandai ruam kemerahan dan peradangan di berbagai organ
  • Rheumatoid Artritis (RA), yang menyebabkan nyeri dan kekakuan sendi terutama di pagi hari
  • Penyakit Sjogren, dengan gejala mata dan mulut yang sangat kering
  • Psoriasis, penyakit kulit kronis dengan sisik keperakan
  • Inflammatory Bowel Disease (IBD), yang menyebabkan peradangan saluran cerna.

Penjelasan mengenai gejala seperti mudah lelah, nyeri sendi, ruam kulit, hingga mulut dan mata kering, membuat peserta menyadari bahwa tanda tersebut sering dianggap sepele dan tidak langsung dikaitkan dengan penyakit autoimun. Materi ini menggugah peserta bahwa gejala kecil dapat menjadi sinyal awal yang penting untuk diperiksa.

Faisal juga menekankan pentingnya deteksi dini  karena perempuan memiliki risiko lebih tinggi karena faktor hormonal, genetik, serta pengaruh stres dan lingkungan. Ia mengajak peserta lebih peka pada sinyal tubuh. Para perempuan perlu memperhatikan gejala berulang seperti cepat lelah, nyeri sendi, ruam, atau mulut dan mata kering. 

"Bila gejala muncul berulangsegera memeriksakan dini ke dokter melalui pemeriksaan ANA IF ANA IF (Anti Nuclear Antibody Indirect Immunofluorescence), serta mengenali pemicunya, semakin cepat dikenali, akan semakin mudah dikendalikan", tambah Faisal.

Edukasi Gaya Hidup: Perempuan Punya Peran Sentral

Tidak hanya tentang penyakit, sesi edukasi juga mengupas pola makan yang disarankan bagi penderita autoimun, khususnya Mediterranean Diet yang kaya antiinflamasi dan antioksidan. Rekomendasi seperti memperbanyak sayur dan buah, memilih lemak sehat, hingga mengurangi konsumsi makanan olahan menjadi wawasan praktis yang dapat langsung diterapkan.

Materi tersebut memperkuat pesan besar bahwa perempuan, yang memegang peran sentral dalam pengelolaan kesehatan keluarga, perlu membangun kesadaran akan pentingnya menjaga tubuh dan mengelola stres secara lebih terstruktur.

Penguatan Peran Perempuan Menuju Generasi Emas

Pada kesempatan tersebut, Ketua DWP Kementerian ESDM, Vina Erani menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan meningkatkan literasi kesehatan perempuan sebagai pilar ketahanan keluarga, sekaligus memperkuat peran strategis perempuan dalam membangun fondasi menuju Generasi Emas 2045.DWP memiliki posisi yang sangat strategis dalam membentuk fondasi indonesia masa depan. 

Vina mengajak, "Mari kita jadikan DWP sebagai organisasi yang bukan hanya aktif dalam kegiatan, tetapi juga hidup dalam nilai, bukan hanya solid dalam struktur, tetapi juga hangat dalam rasa kebersamaan".

Hal serupa juga disampaikan oleh Dirjen Minerba sekaligus Plt Dirjen Gatrik, Tri Winarno, yang mengapresiasi kontribusi DWP dalam penguatan kualitas keluarga Indonesia melalui edukasi kesehatan.

“Saya yakin peran DWP sangat penting untuk melahirkan generasi emas 2045 dan khususnya untuk tema hari ini, saya rasa penting karena sebagai perempuan harus sehat agar menciptakan keluarga yang kuat”, pungkas Tri Winarno.

Makna Ulang Tahun ke-26: Sehat, Berdaya, dan Saling Menjaga

Penutupan acara berlangsung dalam suasana hangat ketika Ibu Sri Suparni kembali mengajak seluruh peserta untuk menjadikan ilmu yang diperoleh hari ini sebagai langkah nyata menjaga diri dan keluarga.

Peringatan HUT ke-26 DWP Kementerian ESDM ini bukan hanya seremonial tahunan, tetapi momentum penguatan kolaborasi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, terutama perempuan sebagai penjaga kesehatan dalam keluarga. Dengan perempuan yang lebih sehat dan berdaya, fondasi menuju Generasi Emas 2045 menjadi semakin kuat. (CK)

sumber: Humas Minerba