Lima Badan Usaha ESDM Subsektor Minerba & Subsektor Ketenagalistrikan Terjunkan Tim Tanggap Darurat dalam Evakuasi Korban Pondok Pesantren Al Khoziny

Lima badan usaha ESDM subsektor minerba dan subsektor ketenagalistrikan menerjunkan tim tanggap darurat (Emergency Response Team - ERT) guna mendukung operasi pencarian dan evakuasi korban runtuhnya bangunan pondok pesantren Al Khoziny di Sidoarjo, Jawa Timur. Kehadiran tim tersebut merupakan bentuk solidaritas dan kepedulian terhadap sesama dalam insiden yang terjadi pada Senin (29/9/2025).

Tim tanggap darurat yang tergabung dalam operasi penyelamatan Tim ESDM Siaga Bencana berasal dari PT Freeport Indonesia, PT Amman Mineral Nusa Tenggara, PT Bumi Suksesindo, PT Paiton Operation & Maintenance Indonesia (POMI) - Paiton Energy, dan PT ASTRA.

Dukungan tim tanggap darurat ESDM ini dikoordinasikan bersama antara ESDM Siaga Bencana, Badan SAR Nasional (Basarnas) dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Kolaborasi lintas sektor ini memperkuat kapasitas tim gabungan dalam menghadapi medan reruntuhan bangunan yang kompleks dan berisiko tinggi. Peran tim difokuskan pada teknis pencarian dan evakuasi korban.

Pada hari pertama, tugas utama tim berupaya membuka akses menuju korban responsif. Langkah penanganan seperti pemasangan penyangga tambahan, penggalian manual, hingga penggunaan dongkrak untuk memperluas jalur evakuasi. Namun terdapat banyak hambatan bagi tim untuk menerobos masuk karena akses menuju korban sangat sempit.

Struktur bangunan pondok pesantren terlihat tidak stabil. Reruntuhannya membentuk pola pancake, yaitu beton yang jatuh saling menindih sehingga berisiko terjadi runtuh susulan. Di lokasi juga teridentifikasi adanya hazard asbestos (risiko kesehatan serius dari serat asbes yang terhirup), yang bisa berpotensi membahayakan kesehatan tim penyelamat.

Anggota tim tanggap darurat dari kelima badan usaha sudah dibekali dengan kemampuan ketanggapdaruratan, yaitu penyelamatan di ketinggian, penyelamatan di ruang terbatas, penyelamatan korban kecelakaan, dan lain-lain. Operasi penyelamatan dilakukan secara bergiliran setiap empat jam demi menjaga stamina dan efektivitas para petugas di lapangan.

Tim juga dilengkapi dengan berbagai peralatan teknis untuk kategori bencana Collapsed Structure Search dan Rescue, yaitu Life Detector (seismic), Search camera , Monitoring telemeter for structural stability detection, peralatan ekstrikasi , combi tools, lifting bag, circular saw, respirator, serta alat bantu pernapasan mandiri (SCBA- Self-Contained Breathing Apparatus).

Tim ini terus bertugas hingga dinyatakan berakhir pada Selasa (7/10/2025), dengan rincian 171 orang jiwa berhasil dievakuasi dengan rincian 67 korban meninggal dunia, dan 104 orang selamat. (ER)


sumber: Humas Minerba