Kalium Humat, Produk Hilirisasi Batubara untuk Mendukung Agroindustri
"Pilot project alat produksi kalium humat menandakan
kemajuan yang signifikan dalam mendukung transformasi bisnis dan implementasi
program peningkatan nilai tambah batubara kalori rendah", ungkap Direktur
Pembinaan Pengusahaan Batubara, Surya Herjuna saat menyaksikan peluncuran pilot
project alat produksi kalium humat di di Fakultas Teknik Universitas Gadjah
Mada, Yogyakarta pada Kamis (21/8).
Surya menyambut baik inisiatif PT Bukit Asam dan Fakultas
Teknik Universitas Gadjah Mada dalam program pengembangan batubara menjadi
kalium humat, untuk material agro industri. Batubara kalori rendah Indonesia
memiliki potensi asam humat dan asam fulvat, yang berdasarkan riset dapat
digunakan sebagai soil conditioner dan pupuk hayati.
Surya menilai inovasi tersebut merupakan langkah awal
pemanfaatan kalium humat dalam mendukung ketahanan pangan nasional, sekaligus
wujud nyata dukungan sektor pertambangan untuk memperkuat sektor pertanian
melalui kolaborasi strategis pemerintah, akademisi, komunitas petani dan mitra
industri.
Rektor UGM, Ova Emilia menyampaikan apresiasi atas sinergi
riset dan industri yang terwujud dalam program ini.
“Kami sangat berbahagia menyaksikan keterbukaan korporat
terhadap ide dan inovasi peneliti UGM. Semoga ekosistem inovasi berbasis
kolaborasi dengan visi keberlanjutan dapat terus didorong bersama-sama,”
ungkapnya.
Direktur Utama PT BA, Arsal Ismail menegaskan inovasi ini
menjadi bagian dari komitmen industri untuk menekan biaya produksi petani
dengan berkurangnya penggunaan pupuk sekaligus ketergantungan impor.
“Kolaborasi ini dilakukan untuk mendukung pemerintah di
bidang kedaulatan pangan, hilirisasi, serta menekan biaya petani guna
mewujudkan bangsa yang besar, mandiri, dan berdaulat,” ujarnya.
Pengembangan kalium humat berawal dari tim riset lintas
fakultas Teknik UGM, dan melahirkan Gamahumat, produk humat yang terbukti mampu
meningkatkan efisiensi pemupukan, memperbaiki kualitas tanah, dan mendorong
hasil pertanian lebih berkelanjutan. Selanjutnya Universitas Gadjah Mada
berkolaborasi dengan PT Bukit Asam dalam hilirisasi batubara menjadi kalium
humat.
Proses pembentukannya dengan melepas potensi humat melalui
proses oksidasi batubara kalori rendah untuk melepas kandungan senyawa humat
dan diaduk hingga kandungan senyawa organik batubara tersebut menjadi
meningkat. Hasil oksidasi ini dipisahkan untuk diekstraksi, kemudian diperkaya
dengan kalium hingga terbentuk serpihan humat padat berkadar tinggi siap tabur.
Senyawa ini terbukti mampu memperbaiki struktur tanah, merangsang pertumbuhan
akar, serta meningkatkan penyerapan air dan nutrisi. (ER)