Indonesia Penuhi 45% Kebutuhan Listrik Dunia, Ekspor Batu Bara Capai 238 Juta Ton
Kementerian Energi dan Sumber
Daya Mineral (ESDM) mencatatkan selama selama semester I tahun 2025 produksi
batubara nasional mencapai 357,6 juta ton atau 48,34?ri target produksi
tahun 2025 sebesar 739,67 juta ton.
Pasokan batubara nasional
dialokasikan untuk ekspor sebesar 238 juta ton, sedangkan kebutuhan batubara
dalam negeri (domestic market obligation) untuk pembangkit listrik dan
smelter sebesar 104,6 juta ton, dan sisanya 15 juta ton untuk stok.
Menteri Energi dan Sumber Dya
Mineral Bahlil Lahadalia dalam Konferensi Pers Capaian Kinerja Kementerian ESDM
Senin (11/8) menguraikan tingkat produksi batubara kali ini lebih rendah
dibandingkan periode yang sama pada tahun 2024, sebesar 406,6 juta ton.
Harga batubara saat ini juga
mengalami penurunan di kisaran 25%-30%, yang dipicu oleh permintaan dan pasokan
global. Total batubara yang diperdagangkan dunia sekitar 1,3 milyar ton dan
kontribusi ekspor Indonesia pada tahun 2024 mencapai 650 juta ton.
"Indonesia sebagai eksportir
batu bara, memasok 45% kebutuhan Listrik dunia, namun begitu harga batubara
turun, kita tidak bisa mengendalikan saat permintaan sedikit tapi produksi
banyak", lanjut Bahlil
Bahlil menambahkan pemerintah
akan melakukan revisi pengajuan RKAB yang diajukan per tiga tahun menjadi satu
tahun, untuk menstabilkan harga.
“Kalau kita mendapatkan harga
yang bagus, berarti negara akan mendapatkan pajak yang baik dan perusahaan akan
mendapatkan keuntungan yang baik”.
Bahlil mengingatkan pengelolaan
batubara jangan hanya untuk lima tahun, tetapi juga untuk anak cucu kita. Cara
pengelolaan sumber daya alam perlu berhati-hati.
Produksi batu bara sepanjang
tahun 2025 berdasarkan RKAB yang disetujui mencapai 739,7 juta ton. Pasokan
batubara dalam negeri tetap diutamakan untuk kebutuhan dalam negeri mencapai
239,7 juta ton dan ekspor mencapai 650 juta ton. (ER)