ESDM Catat Investasi Rp225,8 Triliun di Semester I 2025, Minerba Sumbang Rp50,38 Triliun

Jakarta, 11 Agustus 2025 – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat realisasi investasi sektor ESDM pada paruh pertama tahun 2025 mencapai 13,9 miliar dolar AS atau setara Rp225,8 triliun (kurs Rp16.251 per dolar AS). Angka ini tumbuh sekitar 24,1 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 11,2 miliar dolar AS.

“Investasi kita di Semester I 2024 itu totalnya 11,2 miliar dolar AS, kemudian di Semester I 2025 itu 13,9 miliar dolar AS, ini kebanyakan adanya di sektor minerba dan migas” ujar Menteri ESDM Bahlil Lahadalia kepada awak media dalam konferensi pers capaian kinerja Semester I 2025.

Dari total investasi tersebut, subsektor mineral dan batubara menyumbang sebesar 3,1 miliar dolar AS (Rp50,38 triliun) atau nomor dua setelah subsektor minyak dan gas bumi yang menjadi penyumbang terbesar dengan realisasi 8,1 miliar dolar AS (Rp131,63 triliun).

Dalam kesempatan tersebut, Menteri ESDM yang juga menjabat sebagai Ketua Satuan Tugas Percepatan Hilirisasi dan Ketahanan Energi menegaskan komitmen pemerintah mendorong percepatan pelaksanaan proyek hilirisasi strategis.

Berdasarkan data Kementerian ESDM, kebutuhan investasi untuk merealisasikan proyek hilirisasi prioritas mencapai Rp618,3 triliun. Total terdapat 18 proyek hilirisasi yang diproyeksikan mampu menciptakan 273.636 lapangan kerja di seluruh Indonesia. Delapan diantara dari proyek hilirisasi tersebut adalah dari subsektor minerba dengan total nilai investasi untuk delapan proyek hilirisasi minerba ini mencapai Rp 321,8 triliun.

Komitmen ini ditandai dengan penyerahan dokumen pra-studi kelayakan oleh Menteri ESDM kepada CEO Danantara, yang menjadi salah satu mitra strategis dalam pengembangan hilirisasi nasional.

“Kita dari satgas hilirisasi, saya sebagai Ketua Satgas sudah menyerahkan dokumen Pra FS, Pak Rosan, total investasi Rp 618,3 Triliun,” tegas Bahlil.

Kementerian ESDM optimistis tren positif ini akan berlanjut hingga akhir tahun 2025, seiring percepatan proyek hilirisasi dan meningkatnya minat investor terhadap pengelolaan sumber daya mineral secara strategis. (dp)

sumber: HumasMinerba