Energi dan Mineral Forum 2025: Perkuat Sinergi untuk Swasembada Energi dan Transisi yang Adil

Pemerintah kembali menegaskan komitmennya dalam mewujudkan kemandirian energi nasional dan transisi energi yang berkeadilan dalam acara “Energy and Mineral Forum 2025” yang digelar di Jakarta, Senin (26/5). Forum ini menjadi wadah strategis untuk mendorong kolaborasi lintas sektor serta menumbuhkan inovasi dalam menghadapi tantangan energi global.

Bahlil menekankan Visi Asta Cita Presiden Prabowo Subianto yang menempatkan ketahanan energi sebagai salah satu prioritas pembangunan nasional. Untuk mendukung komitmen tersebut, Pemerintah terus mengupayakan kemudahan dan efektivitas dari sisi regulasi agar tercipta iklim investasi yang lebih kompetitif dan mendukung pertumbuhan industri strategis di masa mendatang.

Salah satu sesi diskusi dalam forum ini adalah diskusi panel bertema “Masa Depan Batubara: Hilirisasi, Gasifikasi, dan Strategi Exit yang Adil”. Turut menjadi pembicara dalam sesi ini, Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM Tri Winarno bersama perwakilan Asosiasi Pemasok Energi Mineral dan Batubara Indonesia (Aspebindo), serta Indonesian Mining dan Energy Forum (IMEF).

Tri Winarno menyampaikan bahwa program hilirisasi merupakan amanah Pasal 102 UU Nomor 3 Tahun 2020 yang mewajibkan Peningkatan Nilai Tambah (PNT) komoditas mineral dan batubara. Ia menyebutkan beberapa contoh proyek pengolahan dan pemurnian minerba yang sudah berjalan di berbagai daerah.

Tercatat sejak tahun 2021 hingga 2024, pemerintah telah menerbitkan 30 izin pemanfaatan data kepada 12 kontraktor untuk mendukung pelaksanaan studi Carbon Capture and Storage (CCS) dan Carbon Capture, Utilization and Storage (CCUS) di berbagai wilayah Indonesia.

Kendati demikian, perjalanan Indonesia menuju energi rendah emisi atau net zero emission (NZE) adalah proses yang panjang. Tri Winarno menyampaikan bahwa dalam mewujudkan transisi energi, dibutuhkan perhitungan yang matang. Batubara masih menjadi penyangga perekonomian Indonesia. Hal ini melihat cadangan batubara Indonesia yang masih melimpah, diperkirakan akan baru habis pada 60 tahun mendatang dengan asumsi 600 juta ton/tahun.

 “It means bahwa Batubara masih punya peranan penting dalam hal apapun, penciptaan lapangan kerja, sharing penerimaan PNBP. Nah ini saya rasa momen yang tepat, sebelumnya pada saat sebelum sunset Batubara nya itu kita mulai, kita sudah mempersiapkan. Poinya yang pengin kita sampaikan ini lah yang saat yang tepat untuk mengembangkan ini (batubara) sebagai salah satu energi yang bersih (clean coal technology) di Indonesia” pungkas Tri. (dp)

sumber: HumasMinerba