WTO dukung Klasifikasi Jasa Energi Indonesia
Jakarta (Bisnis), Sebgaian anggota organisasi perdagangan dunia (WTO) mendukung Klasifikasi Jasa Energi Indonesia yang disusun secara terperinci. Ketua Tim WTO Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, Thamrin Sihite, mengungkapkan negara anggota WTO yang memberikan dukungan itu a.l. AS, Kanada, Venezuela dan Cina.
“Sementara beberapa negara masih mempertanyakan tentang dasar penyususnan Klasifikasi Jasa Energi dan Professional Services yang menjadi bagian dari klasifikasi itu,� ujarnya ketika menjelaskan hasil sidang WTO bidang jasa yang berlangsung di Jenewa, Swiss, belum lama ini. Untuk bidang teknologi, lanjutnya, dalam sidang itu hanya masalah yang terkait dengan Kalsifikasi Jasa Energi saja yang dibicarakan.
Thamrin menambahkan dalam sidang WTO meminta Indonesia untuk bergabung dalam kelompok Friend of Energy. Kelompok informal yang beranggotakan delapan negara ini, katanya, merupakan tempat berdiskusi bagi sesama anggota WTO yang tertarik dengan masalah energi. Kelompok ini, katanya, tengah merencanakan untuk memperluas keanggotaannya. �Pemerintah Indonesia sedang mempertimbangkan perlu tidaknya kita masuk Friend of Energy,� tandasnya.
Hal-hal yang dibicarakan dalam Kelompok Friend of Energy, menurut Thamrin, terutama meyangkut pelayanan dan menghindari masalah-masalah yang sensitif. Sidang lanjutan WTO bidang jasa rencananya akan dilakukan Juni mendatang. Agar semuanya dapat berjalan lancar, Thamrin mengharapkan agar Tim Liberalisasi Jasa Energi melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait.
Pertemuan Paris
Sementara itu, para menteri dari beberapa negara anggota Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) akan mengadakan pertemuan informal di Paris 14 Mei 2004 mendatang untuk memecahkan kebutuan seputar pembicaraan babak baru liberalisasi perdagangan global. �Pertemuan para menteri WTO tersebut akan diadakan para menteri dari negara-negara anggota Organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD), �ujar sumber perdangangan seperti dikutip Reuters.
Oleh karena itu, menurut dia pertemuan WTO mendatang kemungkinan menjadi hal penting, di mana negara-negara berkembang dan negara maju akan berupaya mengakhiri kemandegan.
sumber: