Waspadai Limbah Merkuri akibat Tambang Emas Liar

Jumat, 25 November 2005

Waspadai Limbah Merkuri akibat Tambang Emas Liar

Palangkaraya, Kompas - Masyarakat Kalimantan Tengah yang berdiam di tepian sungai perlu mewaspadai limbah merkuri akibat aktivitas penambangan emas tanpa izin alias penambangan liar. Apalagi, limbah merkuri sulit terurai sehingga dapat terakumulasi dalam tubuh ikan dan dalam jangka panjang dapat berbahaya bila dikonsumsi manusia secara terus-menerus.

�Kami berharap agar pelaku penambangan emas liar dapat menempati wilayah pertambangan rakyat di darat sehingga tidak ada merkuri yang mencemari sungai,� ujar Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah Kota Palangkaraya Hadiansyah, Kamis (24/11).

Kegiatan penambangan emas liar di Kalteng tersebar di beberapa kabupaten dan kota; seperti Kapuas, Kotawaringin Timur, Kotawaringin Barat, Barito Utara, Gunung Mas, Katingan, Seruyan, Lamandau, Sukamara, Murung Raya, dan Palangkaraya.

Kepala Balai Pengawasan dan Pelestarian Lingkungan Hidup Daerah Kalteng Sjahrani Sjahrin menuturkan, secara umum ikan di sungai-sungai Kalteng yang ada aktivitas penambangan liar sudah terkontaminasi merkuri meski masih di bawah ambang batas.

Gangguan sistem saraf

Pemeriksaan merkuri pada Desember 2004 menunjukkan, dari lima lokasi pengambilan sampel ikan di Sungai Kahayan, Palangkaraya, di salah satu lokasi didapati konsentrasi Hg (higrargyrum atau merkuri) di tubuh ikan sebesar 0,63 ppb, padahal yang direkomendasikan Badan Kesehatan Dunia (WHO) hanya 0,5 ppb.

Adapun konsentrasi Hg di tubuh ikan pada lokasi pengambilan sampel lainnya didapati masih di bawah konsentrasi yang direkomendasikan WHO.

�Meskipun di bawah ambang batas, kalau terus dikonsumsi tetap dapat terakumulasi di tubuh manusia. Dampaknya baru dapat terdeteksi 10 hingga 15 tahun ke depan,� ujar Sjahrani.

Salah satu dampak merkuri adalah gangguan sistem saraf, termasuk penurunan kecerdasan.

Dari 11 daerah aliran sungai (DAS) di Kalteng, empat DAS di antaranya harus diwaspadai secara serius kandungan merkurinya. Empat DAS tersebut antara lain DAS Kahayan, Kapuas, Barito, dan Arut. (cas)

sumber: