Waspada, Bukit Lantiak Makin Membahayakan
Sabtu, 03 Desember 2005 |
Waspada, Bukit Lantiak Makin Membahayakan Padang, Kompas - Hujan yang mengguyur Kota Padang, Jumat (2/12), kembali mencemaskan ribuan warga di Bukit Lantiak, Kelurahan Seberang Palinggam, Kecamatan Padang Selatan, Kota Padang, Sumatera Barat. Selain lokasi bekas longsor masih labil, kini ditemukan 18 patahan baru berpotensi longsor. Kondisi ini membuat kawasan itu semakin membahayakan. Pascalongsor 2 September 2005 lalu, ada tim ahli dari Pusat Penelitian Sumber Daya Air datang ke Sumatera Barat. Dari penelitian, kawasan Bukit Lantiak tidak memungkinkan lagi dijadikan kawasan tempat tinggal. Karena potensi longsor besar, ada 18 patahan yang kini mengancam keselamatan warga yang bermukim di kawasan bukit tersebut, kata Kepala Dinas Sumber Daya Air Provinsi Sumbar, Ir H Khalawi AH MSc MM, kepada Kompas, Jumat (2/12) di Padang. Seperti diberitakan beberapa waktu lalu, 247 rumah dihuni 1.286 warga direndam banjir dan lumpur setebal 75 sentimeter sampai 1 meter, akibat longsor Bukit Lantiak. Selama September dua kali banjir lumpur yang tergolong parah. Warga sampai sekarang masih cemas dan trauma karena ancaman banjir lumpur dan longsor susulan. Khalawi menjelaskan, setiap kali hujan lebat (mencapai 268 mm) tanah Bukit Lantiak cepat jenuh, sehingga berat dan mudah longsor. Kondisi tanah perbukitan umumnya berupa lempung tufaan yang belum mengalami pengompakan, sehingga mudah hancur dan mudah longsor. Selain itu, topografi dan morfologi kawasan Bukit Lantiak berupa perbukitan terjal dengan kemiringan rata-rata lebih 45 derajat. Dan daerah ini dilalui oleh struktur geologi berupa patahan yang dapat teraktifkan kembali menjadi daerah labil. Dari hasil penelitian, ditemukan 18 lokasi patahan/rekahan, yang potensi longsor. Apalagi terdapat banyak bongkah bebatuan beku yang besar yang berbahaya bagi penduduk di bawahnya, ungkapnya. Kondisi Bukit Lantiak yang membahayakan ini, lebih-lebih sekarang musim hujan, sudah dilaporkan ke Gubernur Sumatera Barat Gamawan Fauzi, yang kemudian juga sudah minta perhatian serius Wali Kota Padang. Wali Kota Padang melalui Kepala Kimpraswil Kota Padang, Ervan Bahar, mengatakan, mencermati kejadian longsor dan banjir lumpur berulang-ulang, apalagi kawasan itu tidak layak dan terlarang untuk jadi tempat hunian, warga sudah disarankan pindah. Musim hujan sekarang, sangat riskan untuk tetap bertahan di kawasan tersebut. Warga disarankan pindah karena lokasi tempat mereka tinggal sekarang, bukan tempat yang diizinkan, tapi kawasan terlarang, katanya. Tentang relokasi, bantuan yang diberikan Menko Kesra khusus untuk korban longsor di Bukit Gaung, Kecamatan Lubuk Begalung. Untuk itu, pemkot kini mengajukan bantuan dana dari pusat Rp 20,150 miliar. (nal) |