Warga Ratatotok Resah Akibat Kasus Buyat
JAKARTA--MIOL: Media "Masyarakat resah, sudah dua bulan tidak lagi bisa mendapat penghasilan karena ikan-ikan kami ditolak dan tidak bisa dipasarkan," kata Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kecamatan Ratatotok, Burhan Gobel di Jakarta, Senin, yang datang bersama belasan warga lainnya ke Jakarta atas bantuan Forum Rawanua Minahasa Selatan. Dikatakannya, dulu nelayan Ratatotok menjual ikan-ikannya ke pasar-pasar seperti Tomohon dan Lamoan dengan penghasilan Rp20 ribu per hari, tetapi kini para tokoh di daerah tujuan penjualan ikan mengumumkan secara langsung kepada warga agar menolak semua ikan yang berasal dari Ratatotok, Kotabunan dan Belang. "Kami ingin tahu sebenarnya dari mana penyakit benjol-benjol itu, sejauh ini pemerintah, LSM, peneliti berbeda-beda menyikapinya, karena setahu kami hanya sedikit sekali warga kami yang terkena penyakit itu, padahal kami semua mengkonsumsi ikan Buyat," kata Burhan. Sementara itu Robert Sasusuhe dari Dusun VI, dusun yang sama dengan dusun warga Buyat pantai, mengatakan, dari 280 jiwa (71 KK) warga di areanya, hanya sekitar 20 orang yang berpenyakit kulit seperti yang ditunjukkan di media massa. "Di sana ada banyak marga, ada A, B, C, D dan seterusnya, tetapi 80 persen dari warga yang berpenyakit hanya berasal dari marga A, sedangkan dari marga lainnya tidak, yang datang ke Jakarta dan berpenyakit itu hanya dari keluarga bapak Mansur Lombonaung," katanya. Menurut dia, penyakit kulit itu mungkin bukan berasal dari lingkungan tetapi bawaan, karena warga Buyat Pantai yang berpenyakit kulit dan hadir di Jakarta itu sebenarnya tidak asli berasal dari pantai Buyat (pantai Lakban -red), tetapi dari area yang jauhnya 2km dari pantai Buyat yaitu Buyat kampung. Sedangkan Rahma Jumadi mengatakan, 10 tahun sebelum kasus pencemaran teluk Buyat oleh PT Newmont Minahasa Raya (NMR) kakak dari bayi Andini yang diberitakan meninggal karena penyakit akibat logam berat sudah lebih dulu meninggal dengan penyakit kulit yang sama. "Sebelum ada Newmont di daerah kami pun pada 1996, kakak dari Andini memang sudah berpenyakit benjol seperti Andini," katanya. |