Warga Nias Tidak Tahu Kewaspadaan Dini
Warga Nias Tidak Tahu Kewaspadaan Dini Gunung Sitoli, Kompas - Meski kawasan Pulau Nias di Sumatera Utara merupakan daerah rawan bencana, namun penduduk setempat tidak pernah tahu sistem kewaspadaan dini mengantisipasinya. Akibatnya, saat gempa kuat terjadi pada 28 Maret silam, banyak berjatuhan korban jiwa. Beberapa penduduk Gunung Sitoli, ibu kota Kabupaten Nias, yang ditemui Rabu (17/8) mengatakan, sebelum terjadi gempa bumi pada bulan Maret silam, setidaknya hampir setiap tahun di Nias selalu gempa. �Seingat saya, sejak saya kecil tahun 1970-an hampir selalu terjadi gempa. Memang skalanya kecil, tetapi setiap setahun terjadi dua kali gempa di sini,� ujar Ramadin, warga Kampung Baru, Gunung Sitoli. Namun, menurut dia, tidak pernah sekalipun pemerintah membuat semacam sistem kewaspadaan dini bencana. Padahal selain gempa, Pulau Nias juga rawan longsor dan banjir. Hal yang sama diungkapkan Kepala Desa Tumeri Balohili, Kecamatan Gunung Sitoli Induk, Berkat Slamet. Menurut Berkat, pemerintah tidak pernah memfasilitasi pelatihan manajemen bencana meski kerap terjadi bencana alam di Nias. Akibatnya, masyarakat sering kali tidak tahu prosedur menyelamatkan diri yang benar jika terjadi bencana. Lebih parah lagi, masyarakat tidak tahu sistem kewaspadaan dini bencana. �Ini akibat konsep pembangunan yang tidak pernah berpikir soal risiko, tetapi hanya manfaat saja sehingga instansi untuk kehati-hatian tidak ikut dibangun,� ujar Koordinator Pusat Studi Bencana, Universitas Pembangunan Nasional, Yogyakarta, yang menjadi fasilitator pelatihan Manajemen Bencana dan Kedaruratan terhadap kepala desa di Kabupaten Nias. (bil)
sumber: