Warga Menambang di Pembuangan Limbah
Kamis, 15 Desember 2005 Warga Menambang di Pembuangan Limbah Timika, Kompas - Karena terdesak kebutuhan untuk hidup, ratusan hingga ribuan warga di sekitar Timika, ibu kota Kabupaten Mimika, Papua, saat ini menambang emas di sungai yang merupakan tempat aliran pembuangan limbah tambang emas PT Freeport Indonesia. Warga menambang dengan menggunakan peralatan sederhana, yakni wajan dari aluminium untuk mendulang dan sekop untuk mengeruk pasir dan lumpur sungai. Pemantauan Kompas di lokasi tambang rakyat tersebut, Rabu (14/12), terlihat sejumlah warga yang sedang menambang di aliran air sungai berlumpur berwarna putih kotor. Mereka tidak menghiraukan akan dampak buruk dari seringnya berendam dalam air sungai itu. Seharian kami mendulang, dan biasanya mendapatkan rata-rata dua gram sampai tiga gram emas kotor, ungkap Yopin, salah seorang penambang. Para penambang rakyat berasal dari berbagai daerah di sekitar Timika, bahkan ada yang berasal dari kawasan pedalaman seperti Enarotali dan Waghete di daerah Paniai. Selain warga lokal Papua dari sejumlah suku, terdapat cukup banyak pendatang asal Jawa dan Sulawesi yang menambang. Penambang mengambil pasir dan lumpur dari sungai, kemudian menggunakan wajan untuk mendulang. Dengan proses mendulang, warga memisahkan lumpur dan pasir dengan logam emas yang mereka cari. Sedikit demi sedikit serbuk emas mereka kumpulkan. Menurut Yopin, warga terpaksa melakukan penambangan di daerah aliran limbah PT FI karena terdesak kebutuhan hidup yang cukup tinggi di Timika. Harga barang-barang mahal, apalagi setelah harga BBM naik. Hasil mencari emas di sungai bisa lumayan, ujar Iskandar, seorang penambang. Para penambang mengaku, beberapa kali mereka dilarang melakukan penambangan di kawasan itu, namun mereka tetap nekat. Dalam satu hari seorang penambang bisa menghasilkan hingga dua gram emas. Butiran emas dijual di Timika. Harga satu gram emas yang sudah bersih dari kandungan logam lain mencapai Rp 120.000 per gram. Adapun butiran emas yang masih kotor Rp 100.000 per gram. (ray/mul)
sumber: