Warga Cemaskan Ledakan Metana
Warga Cemaskan Ledakan Metana
Kompas, 23 Januari 2006
ÂÂ
Sawahlunto, Kompas - Kebakaran di tambang dalam PT Bukit Asam (Persero) Tbk, Unit Pertambangan Ombilin di Sawahlunto, Sumatera Barat, semakin mencemaskan warga. Sampai hari keempat, kebakaran itu masih belum bisa diantisipasi. Kepulan asap melalui lubang atau terowongan penambang tanpa izin itu, sampai Sabtu (21/1) masih membubung tinggi ke udara.
Kebakaran ini bisa membahayakan. Ancaman ledakan gas metana (CH4) bisa saja terjadi dan lebih dahsyat dari ledakan sebelumnya, seperti pernah terjadi tahun 2002. Ketika itu, ledakan menggetarkan Kota Sawahlunto hingga radius 20 kilometer, kata Indra Yosef, warga Sawahlunto, Sabtu akhir pekan lalu.
Sejumlah warga lain yang ditemui mencemaskan hal serupa. Wali Kota Sawahlunto mestinya tegas dalam memberantas penambang tanpa izin, yang berkedok tambang rakyat. Karena ulah mereka yang segelintir, semua masyarakat bisa dalam bahaya, kata Gun, pedagang di Pasar Sawahlunto.
Lokasi tambang dalam PT BA unit UPO yang terbakar itu di Sawahrasau
Sampai Sabtu, asap putih dari empat titik lubang swabakar masih membubung ke langit. Sekitar empat meter dari lokasi itu, Peti masih aktif memproduksi batubara secara ilegal.
Akibat adanya peristiwa itu, Kepala Teknik Tambang Ombilin Ir Mustav Sjab menginstruksikan seluruh pekerja tambang menghentikan aktivitas penambangan bawah tanah (underground mine), guna antisipasi tidak terkonsentrasinya gas metana yang tidak berbau dan kelihatan, namun berdaya ledak paling dahsyat.
Kebakaran itu diketahui tanggal 17 Januari lalu. Sampai saat ini kebakaran sulit dipadamkan karena berada di atas langit-langit tambang yang terbuat dari pelat beton (roof plate), ujarnya.
Menurut Mustav, pekerja tambang dan penyelamat tambang PT Bukit Asam UPO dibantu beberapa tenaga ahli dari Jepang kerepotan melakukan upaya pemadaman api yang terus meluas di bawah tanah dengan kedalaman lebih kurang 60 meter dari permukaan. sumber: