Warga Bangkal Cemaskan Penambang Intan PT Galuh Cempaka

 

Banjarbaru, BPost
Meski diperkirakan memiliki potensi batu permata berupa intan di lingkungan mereka, warga Desa Bangkal Kecamatan Cempaka Banjarbaru cemas dengan rencana penambangan.

Pasalnya warga khawatir adanya aktivitas pengeboran PT Galuh Cempaka (GC) akan merusak hasil pertanian milik warga yang berada di sekitar lokasi pertambangan.

Masrani, tetuha warga Bangkal, mengatakan, salah satu alasan mendasar penolakan warga atas aktivitas peta tambang PT GC adalah dampak dari pengeboran ditakutkan akan mencemari pertanian warga.

"Meski PT GC telah beberapa kali menyakinkan masyarakat agar tidak perlu khawatir terhadap dampak pengeboran, namun sepertinya warga masih trauma," ungkapnya, Selasa (12/10).

Padahal, sambung Masrani, cara pengeboran yang dilakukan PT Battefiled Mineral Diamonds Copr selaku pengelola baru, sangat jauh berbeda dengan pengelolaan tambang manajemen terdahulu.

PT GC sangat memperhatikan aspek lingkungan, termasuk aspirasi masyarakat sekitar tambang berkait kemungkinan dampak-dampak akibat pengeboran di areal pertanian warga.

Terpisah, Manajer Tambang PT Galuh Cempaka Ary Haryono, Selasa (12/10) siang, mengakui pihaknya kesulitan untuk menguji berapa besar kandungan intan di daerah itu.

"Apabila warga pemilik lahan tidak mengizinkan pihak perusahaan melakukan pengeboran untuk mengambil contoh tanah lapisan yang dimaksud maka sulit bagi kita mengetahui jumlah kandungan intan disana," tandasnya.

Ary mengakui, berdasarkan data yang dimiliki pihaknya, di daerah Bangkal diperkirakan memiliki kandungan intan. Karena itu, pihaknya pada tahap awal menargetkan sekitar 270 hektare lahan di daerah itu akan dieksplorasi.

Namun, hingga saat ini sebut Ary, PT Galuh Cempaka belum dapat melakukan pengujian mengenai besar tidaknya kandungan intan di daerah Bangkal, karena pemilik lahan tidak mengizinkan pihak perusahaan melakukan pengeboran.

Menurut Ary, ketidaksediaan warga agar lahannya dibor, mungkin karena belum ada komunikasi antara PT Galuh Cempaka dengan yang bersangkutan. "Yang bersangkutan memang belum mengajukan persyaratan, sedangkan perusahaan bersedia membayar Rp 200 ribu untuk satu lubang pengeboran," imbuhnya.

Kepala Dinas Pertambangan Joko Hardiono menjelaskan, pengeboran itu dilakukan dengan alat yang berdiamater kecil, sekitar 15 Cm, sehingga tidak akan mengakibatkan kerusakan pada lapisan tanah disekitarnya.

Dengan beroperasinya PT Galuh Cempaka dengan manejemen baru ini, Pemko Banjarbaru nantinya akan menuntut pihak perusahaan menyediakan dana CD dan memperhatikan masyarakat disekitarnya

sumber: