Wapres: Harga BBM Turun Bila Minyak Dunia Capai 40 Dolar

Kamis, 20 Oktober 2005 05:30 WIB Ekonomi Makro
Wapres: Harga BBM Turun Bila Minyak Dunia Capai 40 Dolar

JAKARTA--MIOL: Wapres Jusuf Kalla mengatakan pemerintah akan menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) bila harga minyak mentah dunia (crude oil) turun di bawah 50 dolar AS per barel atau mencapai 40 dolar AS per barel.

Hal itu dikemukakannya dalam jumpa pers di Kantor Wapres, Jakarta, Rabu, menanggapi pertanyaan apakah harga BBM yang sekarang bisa turun.

"Hal itu tergantung berapa harga crude oil sekarang. Karena harga BBM sekarang ini sesuai dengan harga crude oil 55 dolar AS per barel. Jadi kalau turun (menjadi) 40 dolar AS per barel, maka (harga BBM) akan diturunkan. Memang masih subsidi," katanya.

Dijelaskannya, harga BBM sangat tergantung pada harga minyak mentah dunia, bukan pada defisit APBN atau tidak. Ditegaskannya, bila harga minyak mentah naik lagi, maka pemerintah akan melakukan penyesuaian harga BBM kembali tahun depan.

Demikian pula bila harga minyak dunia turun, maka harga BBM di dalam negeri juga akan diturunkan, kata Wapres.

Lebih jauh mengenai kebijakan kenaikan harga BBM yang terpaksa dilakukan pemerintah pada Maret dan Oktober 2005, Wapres mengatakan hal itu tidak bisa dihindari, karena pemerintah tidak mungkin memberikan subsidi sebesar 26 persen dari total APBN, hanya untuk satu komoditas (BBM).

"Tidak ada satu negara yang sanggup. Tidak mungkin jual minyak tanah Rp700 per liter. Karena subsidinya berat sekali, maka harus naikkan BBM," katanya.

Kalla menegaskan kembali kenaikan BBM tidak merugikan masyarakat kecil, karena mereka mendapat dana kompensasi langsung sebesar Rp100 ribu per bulan.

"Efek dari kenaikan (harga BBM) itu bisa dilihat pada anggaran tahun depan. Anggaran tahun depan akan baik sekali. Anggaran pembangunan akan naik, lebih tinggi dari tahun ini. Kemudian defisit kita akan mengecil, karena itu inflasi akan turun," katanya.

Kalla yakin dengan kondisi keuangan negara yang lebih baik tahun depan, dan didukung oleh kondisi keamanan dan politik yang lebih baik, maka investasi akan lebih mudah masuk ke Indonesia, dan konsumsi masyarakat akan lebih baik.

"Kondisi itu akan menimbulkan kembali kepercayaan masyarakat (pada pemerintahan)," katanya menanggapi bagaimana pemerintah mengembalikan kepercayaan masyarakat yang turun karena kebijakan menaikkan harga BBM. (Ant/OL-03)

sumber: