Wapres Ajak Masyarakat Dukung Efisiensi Kelistrikan
Kamis, 26 Mei 2005 Jakarta, Kompas - Wakil Presiden RI HM Jusuf Kalla mengutarakan, penyambungan pipa gas oleh BP Offshore North West Java ke pembangkit listrik milik PT PLN adalah upaya agar rakyat bisa menikmati listrik dengan murah. Pipa yang dipasang akan memberikan kemampuan pasokan gas yang lebih besar sehingga PLN bisa lebih efisien dan tak perlu menaikkan tarif setiap terjadi kenaikan harga bahan bakar minyak.
Demikian dikemukakan Jusuf Kalla saat meninjau penyambungan pipa gas untuk Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Muara Karang dengan kapasitas 500 MW dan PLTGU Tanjung Priok dengan kapasitas 1.100 MW, Rabu (25/5). Wapres lantas mengajak masyarakat di wilayah Jawa dan Bali untuk mendukung upaya melakukan efisiensi tersebut.
"Dampak pengurangan pasokan listrik yang terjadi selama dua minggu akibat pemasangan pipa harus diterima. Kita tidak boleh menyerah untuk melakukan efisiensi hanya karena ada persoalan teknis," ujar Jusuf Kalla.
Matikan reklame
Menyinggung rencana pemadaman listrik secara bergiliran, Jusuf Kalla meminta pemda untuk menginstruksikan kepada pengelola reklame untuk mematikan lampu saat malam hari. Alasan dia, hal itu lebih baik ketimbang pelanggan mengalami pemadaman listrik.
Selain pemadaman lampu reklame, Jusuf Kalla juga meminta seluruh kantor pemerintah melakukan penghematan listrik selama pemasangan pipa dilakukan. Misalnya dengan mematikan alat pendingin ruangan setelah pukul 17.00 setiap harinya.
Sementara untuk ke depan, pemerintah akan membuat aturan untuk mengatur langkah prioritas jika masalah pasokan listrik kembali muncul. Langkah pemadaman listrik akan ditempatkan ke dalam prioritas terakhir.
Dia mencontohkan, ketika Jepang mengalami krisis listrik, semua lampu reklame dimatikan. Begitu pula dengan Kota Shanghai saat menghadapi krisis, semua mal mematikan alat pendingin ruangan.
Sementara itu, Direktur Utama PLN Eddie Widiono mengatakan, pasokan listrik di wilayah Jawa-Bali akan kembali krisis karena pasokan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) menurun saat musim kemarau.
Presiden minta diawasi
Secara terpisah, seusai melapor ke Wapres mengenai pemasangan pipa gas di PLTGU Muara Karang dan PLTGU Tanjung Priok, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Purnomo Yusgiantoro menyatakan bahwa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebelum meninggalkan Jakarta, Selasa (24/5), telah berpesan agar mengawasi secara ketat perkembangan pemasangan pipa gas sehingga tidak terjadi pemadaman listrik yang tidak terkendali dan merugikan masyarakat.
"Tadi kami melapor ke Wapres bahwa yang terlihat pada jam-jam sibuk pada waktu terjadi pekerjaan di Muara Karang memang akan ada beban puncak yang berakibat PLN kehilangan 385 MW sehingga akan terjadi pemadaman listrik bergilir. Ini akan terjadi pada 23 Mei-7 Juni mendatang," ujar Purnomo.
Ditambahkannya, "Namun, alhamdulillah, dua hari kemarin, yakni 23 Mei dan 24 Mei lalu, ternyata bebannya tidak melewati kapasitas kita, yaitu 13.864 MW. Bebannya justru turun menjadi sekitar 13.000 MW. Akibatnya, dua hari itu tidak terjadi pemadaman listrik."
Menurut Purnomo, penurunan beban listrik pada dua hari itu kemungkinan terjadi karena masyarakat sudah mengerjakan imbauan pemerintah agar setiap rumah tangga untuk sementara mengurangi pemakaian listrik hingga 50 watt pada jam-jam sibuk pukul 17.00 hingga 22.00.
Secara terpisah, Kepala Pusat PLN Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Jawa dan Bali Muljo Adji AG mengatakan, pemadaman tidak dilakukan karena masyarakat berpartisipasi mengurangi beban puncak sebesar 334 MW pada hari Rabu (25/5). Sebelumnya, juga terjadi penghematan 506 MW pada hari Senin (23/5). (HAR/BOY)
sumber: