Walhi Tuding Banjir di Sabang akibat Aktivitas Galian C

Rabu, 18 Januari 2006

Walhi Tuding Banjir di Sabang akibat Aktivitas Galian C

Banda Aceh, Kompas - Wahana Lingkungan Hidup Aceh menuding banjir bandang dan tanah longsor yang terjadi Jumat (13/1) di Balohan, Kecamatan Sukajaya, Kota Sabang, disebabkan aktivitas penambangan batu sejak 2002. Banjir dan longsor tersebut menyebabkan 325 rumah penduduk rusak, empat di antaranya hancur total, jalan, jembatan dan sekolah juga rusak.

Pendapat tersebut disampaikan oleh Dewa Gumay, Kepala Divisi Advokasi Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Aceh, kepada pers, Selasa (17/1). �Hasil investigasi Walhi Aceh, pascabanjir dan tanah longsor di Blang Tunong, Kecamatan Sukajaya, menunjukkan kerusakan jalan dan jembatan yang cukup parah akibat penggalian batu (bahan galian C) di tiga titik yang ditengarai milik pejabat Kota Sabang dan berlangsung sejak tahun 2002,� katanya.

Namun, Wali Kota Sabang Sofyan Haroen membantah dengan menyatakan banjir dan longsor akibat curah hujan terlalu tinggi.

Menurut Dewa, penggalian batu tidak hanya terjadi di Blang Tunong, tetapi juga di Cot Mancang dan Krueng Raya. �Menurut pantauan kami, bahan galian C ini digunakan untuk proyek reklamasi di teluk dan pantai Sabang,� katanya.

Dewa menambahkan, 75 persen wilayah Kota Sabang merupakan perbukitan pegunungan dengan kemiringan di atas 40 derajat dan jenis tanah vulkanik yang rentan menimbulkan erosi. Seharusnya jenis usaha penggalian batu tidak dibiarkan pada lereng-lereng bukit tersebut. Apalagi, penggalian dilakukan pada lereng-lereng bukit vertikal.

Jika proses penggalian batu dibiarkan pada lereng-lereng bukit dengan kemiringan 40 derajat, dipastikan Kota Sabang akan terus dihantam banjir dan tanah longsor jika curah hujan tinggi.

Walhi Aceh menyesalkan Bapedalda Kota Sabang tidak memantau aktivitas yang membahayakan lingkungan itu.

sumber: