Wadir PT Koba Tin Dijemput Paksa

Wadir PT Koba Tin Dijemput Paksa

 

 

Bangkapost, 9 Februari 2006

 

 

 

GUNA pengusutan kasus pencurian balok timah milik PT Koba Tin, jajaran Polres Bangka untuk kedua kalinya memanggil Wakil Direktur PT Koba Tin. Hanya saja dua kali pemanggilan itu diabaikan begitu saja. Jika pemanggilan ketiga ini tetap saja diabaikan, maka polisi akan menjemput paksa Wadir PT Koba Tin bernama Nababan.

Hal tersebut diungkapkan Kapolres Bangka AKBP Sudarsono, Senin (6/2) di ruang kerjanya.

Kapolres mengakui selama ini masih terjadi simpang-siur mengenai kepemilikan terhadap balok timah yang ditenggelamkan bersama kapal MV Prima Indah. Apakah balok timah itu masih berstatus milik PT Koba Tin atau sudah menjadi hak pihak asuransi yang menanggungnya. Oleh karena itulah, maka pihak PT Koba Tin akan dimintai keterangan status kepemilikannya. Namun setelah dilakukan pemanggilan melalui surat resmi sebanyak dua kali yang bersangkutan dalam hal ini Wakil Direktur PT Koba Tin tidak juga datang. Sesuai prosedur hukum jika pemanggilan sebagai saksi oleh pihak Kepolisian tidak datang tanpa alasan jelas, maka akan yang ketiga kalinya dilakukan upaya penjemputan oleh anggota kepolisian.

“Kapan waktunya untuk penjemputan silahkan ditanyakan langsung kepada Kasat Reskrim,� kata kapolres.

Sementara itu Kasat Reskrim AKP Purwanto mengatakan jika tidak ada halangan penjemputan Wadir PT Koba Tin dilakukan hari ini, Selasa (7/2). Anggota yang akan langsung mendatangi PT Koba Tin untuk dibawa ke Mapolres Bangka.

“Panggilan terhadap yang bersangkutan sudah kita layangkan dua kali tapi tidak hadir maka besok anggota langsung menjemput,� tegas kasat.

Sementara itu Direktur Operasional PT Koba Tin, Mathias Haryanto, saat dikonfirmasi harian ini via telepon, Senin (6/2) sekitar pukul 21.15 WIB, mengaku belum tahu ada pemanggilan oleh pihak Polres.

“Saya belum tahu soal pemanggilan tersebut dan saya pun belum melihat surat-suratnya. Soalnya saya baru pulang dari Jakarta, jadi saya belum dapat berkomentar banyak,� kata Mathias.

sumber: