Volume Penjualan Toko Emas Terancam Turun

 Kompas, 8 Januari 2004. PENJUALAN emas di toko-toko emas di Jakarta masih stabil, tetapi menunjukkan kecenderungan akan menurun akibat kenaikan harga emas di pasar internasional yang terus berlanjut. Setidaknya demikian diungkapkan beberapa pedagang emas Cikini, Pasar Baru, dan Galeri 24 milik Pegadaian di Jakarta, Rabu (7/1).

"Kenaikan harga emas sudah terasa sejak bulan November tahun lalu, bersamaan dengan bulan puasa. Pada waktu itu, penjualan emas di toko saya sempat turun sampai 30 persen. Padahal, puasa tahun sebelumnya, volume penjualan justru naik dua kali lipat dibandingkan bulan-bulan lain," kata pemilik toko emas Suki, Sukiyato, di Cikini.

Menurut Suki, harga emas 24 karat hampir sepanjang tahun 2003 tetap stabil, yaitu sekitar Rp 96.000. Begitu ada kenaikan pada bulan November, tingkat penjualan di tokonya langsung turun. Waktu itu, kenaikan harga emas baru mencapai sekitar Rp 97.000 atau Rp 98.000. Menjelang Lebaran, sepanjang bulan Desember hingga awal Januari 2004 ini penjualan kembali stabil.

Suki mengatakan, sentra toko emas Cikini beruntung karena memiliki konsumen tingkat menengah ke atas yang cenderung membeli emas untuk kesenangan, bukan sebagai simpanan. Di hari-hari selanjutnya, jika harga emas terus merangkak naik, kemungkinan konsumen akan menekan intensitasnya berbelanja. Mereka menduga-duga apakah harga emas terus naik, stabil, atau justru akan turun. Ini tentunya akan mengakibatkan penurunan tingkat penjualan.

Hal senada diungkapkan Rosmini, salah satu pemilik toko emas lain di Cikini. Menurut dia, kenaikan harga emas tidak meningkatkan volume penjualan di tokonya. Dalam sehari, perolehan keuntungannya masih tetap sama, sekitar Rp 2-3 juta.

"Tingkat penjualan toko saya sempat turun juga saat harga emas mulai naik bulan November lalu, sekitar 10-15 persen. Namun, penjualan kembali normal karena didongkrak kebutuhan masyarakat menjelang dan selama peringatan dua hari raya, yaitu Lebaran dan Natal. Kalau terus naik harganya, kemungkinan besar orang akan lebih hati-hati membeli karena takut harga juga dapat jatuh sewaktu-waktu," katanya.

Penurunan tingkat penjualan juga dialami Galeri 24 Pusat di Salemba, Jakarta Pusat. Asisten Manajer Unit Bisnis Emas Pegadaian Pusat Untung Puspito mengatakan, penjualan selama akhir tahun 2003 hanya mencapai Rp 26 juta per bulannya. Padahal, bulan Oktober tingkat penjualan masih normal, yaitu sekitar Rp 80 juta.

Indah, salah seorang pengelola toko emas di Pasar Baru, mengatakan, tokonya belum mengalami penurunan yang berarti, tetapi akhir-akhir ini konsumennya sudah banyak menanyakan kepastian harga emas. "Sampai saat ini pelanggan maupun pembeli baru masih banyak. Namun, berita kenaikan harga emas ternyata diikuti terus oleh mereka. Jika terus naik, lalu kemudian stabil pada tingkat harga tertentu, tanpa ada penurunan lagi, mungkin tingkat penjualan juga tetap stabil," kata Indah.

Ditegaskan oleh Indah, kalau belum ada kestabilan harga, konsumen pasti akan berpikir ulang jika akan membeli emas. Alasannya, karena harga makin tak terjangkau atau ketakutan terjadi penurunan tiba-tiba yang mengakibatkan kerugian. Dirinya justru berharap, harga kembali normal seperti sebelum November. Menurut dia, jika kondisi stabil orang akan tertarik membeli emas untuk kesenangan maupun sebagai simpanan.

Harga emas di pasaran

Saat ini, patokan harga emas di Cikini dan Pasar Baru berkisar antara Rp 115.000 per gram untuk emas dengan kadar 24 karat. Produk emas yang paling banyak dijual di sentra emas terbesar di Jakarta ini, yaitu emas berkadar 75 persen dari emas murni. Emas berkadar 75 persen sering diartikan secara umum sebagai emas 22 karat.

"Sebenarnya arti emas 75 persen adalah emas berkadar 18 karat. Namun, sudah menjadi anggapan umum yang salah kaprah, emas 75 persen adalah emas berkadar 22 karat. Bukan berarti pedagang emas melakukan kebohongan karena kami pun tetap menjualnya sesuai harga emas berkadar 18 karat," kata Suki, yang juga dibenarkan oleh Rosmini dan Indah.

Standar harga pokok penjualan di kedua sentra toko emas itu untuk emas 75 persen sekitar Rp 86.200 per gram. Sementara Galeri 24 mematok harga penjualan Rp 86.800 per gram. Untuk penerimaan pengembalian emas dari konsumen, Galeri 24 mematok Rp 84.300 per gram.

Untuk standar harga emas 24 karat, Galeri 24 mematok harga sedikit di atas harga pasaran, yaitu Rp 115.900 per gram dan harga penjualan Rp 112.400 per gram. Galeri 24 juga menjual produk koin emas seharga Rp 129.808 per satuan produk. Harga yang ditetapkan Galeri 24 Pusat di Salemba berlaku sama untuk sekitar 50 cabangnya yang tersebar di seluruh Indonesia. Sebanyak 12 cabang di antaranya berada di Jakarta.

Harga pokok penjualan belum termasuk ongkos produksi perhiasan. Ongkos produksi perhiasan buatan pabrik biasanya dipatok 12 persen dari harga pokok emas. Sementara, ongkos produksi perhiasan hasil kerajinan tangan (hand made) rata-rata dapat mencapai 40 persen dari harga pokok emas.

Peluang investasi

Kenaikan harga emas mulai dimanfaatkan sebagian orang untuk berinvestasi. Hal ini pun disadari oleh manajemen Galeri 24 yang juga telah memproduksi logam mulia dalam bentuk lempengan atau kepingan emas 24 karat dan koin emas.

Produk lempengan emas 24 karat tersebut mempunyai tanda khusus, berupa cap Galeri 24. Ada lima macam produk koin emas Galeri 24, yaitu koin emas 1 gram, 2 gram, 3 gram, 5 gram, dan 10 gram.

Lempengan emas biasanya dibeli masyarakat untuk dijadikan sebagai sarana investasi, sedangkan koin kebanyakan dibeli untuk disimpan kemudian dijual lagi saat si pembeli akan membayar ongkos naik haji. Biasanya cara itu dilakukan bagi masyarakat Muslim yang tidak mau menyimpan uang di bank, berkaitan dengan penghindaran bunga bank.

Menurut Untung Puspito sebagai Asisten Manajer Unit Bisnis Emas Pegadaian Pusat yang mengelola Galeri 24 Pusat Salemba, jumlah konsumen yang membeli lempengan emas dan koin emas meningkat dua bulan terakhir ini.

"Saya belum dapat menunjukkan angka kenaikan pastinya, tetapi sebagian konsumen ternyata melihat peluang berinvestasi yang aman dan menguntungkan dengan adanya kenaikan harga emas. Mereka banyak menanyakan tentang kenaikan harga emas yang terus berlanjut tiga bulan terakhir ini dan sebagian telah membeli produk kami, terutama dalam bentuk koin," kata Untung.

Pengelola Galeri 24 Cabang Pegadaian Pasar Senen, Amalia Komalasari, mengemukakan pendapat serupa tentang kecenderungan konsumennya berinvestasi. "Mulai bulan puasa lalu hingga saat ini penjualan kami meningkat sekitar 50 persen, terutama untuk produk perhiasan dan koin," katanya. (k08)

sumber: