Untuk dukung operasional PLTU Suralaya: 3 Produsen siap tambah pasok batubara

 

JAKARTA (Bisnis Indonesia,   10 Februari 2004): Tiga produsen, PT Adaro Indonesia, PT Kideco Jaya Agung, dan PT Berau Coal memberikan komitmen untuk membantu PTBA memasok batu bara ke PLTU Suralaya.

Direktur Pengusahaan Mineral dan Batu Bara, Ditjen Geologi dan Sumber Daya Mineral, Mahyudin Lubis, menuturkan dalam pertemuan yang dilakukan belum lama ini di Ditjen Geologi, tiga perusahaan itu berkomitmen membantu PT Tambang Batubara Bukit Asam memasok ke PLTU Suralaya.

"Pada prinsipnya kami mencoba membantu mencari pasokan batu bara ke Suralaya mengingat pasokan dari PTBA terhambat masalah teknis. Sampai Maret [2004] pasokan batu bara masih dalam tahap aman," tuturnya kepada wartawan di Jakarta, Minggu malam.

Menurut dia, saat ini para pemasok batu bara itu sedang bernegosiasi berkaitan dengan masalah harga jualnya. Sebenarnya, kata Mahyudin, tiga produsen batu bara ini sudah mempunyai kontrak pasokan tersendiri dengan PLTU (pembangkit listrik tenaga uap) Suralaya.

Namun, katanya, karena tambahan pasokan ini di luar kontrak, maka ada negosisasi baru mengenai harga. "Pasokan utama ke PLTU Suralaya ini nantinya didapat dari PT Adaro, dan PT Kideco. Sedangkan dari PT Berau Coal merupakan cadangan."

Ketika ditanyakan mengenai harga yang akan diberikan, Mahyudin menuturkan negosiasi itu merupakan hak dari para produsen. Pemerintah, katanya, tidak mencampuri pembahasan masalah harga.

"Pada dasarnya, harga batu bara masih dihitungan normal, akan tetapi biaya pengangkutannya yang mahal. Jadi berpengaruh juga terhadap harga yang diberikan," katanya.

Kendala transportasi

Di tempat berbeda, Dirut PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk, Ismet Harmaini, mengakui PTBA sampai saat ini masih mencari cara untuk memasok batu bara ke PLTU Suralaya.

"Pengiriman batu bara pada Januari memang terkendala transportasi dari Kertapati [Sumsel] masih belum normal," tuturnya.

Menurut dia, PTBA sudah mengupayakan mencari ganti pasokan dari perusahaan batu bara di Kalimantan Selatan. Dia menginformasikan sejak akhir Januari 2004, dua kapal dari Kalsel telah mengangkut batu bara ke PLTU Suralaya.

"Totalnya sebanyak 90.000 ton. Namun demikian, masih diperlukan dua sampai tiga kapal lagi untuk menutupi kekurangan. Saat ini karena di wilayah itu masih terkena hujan dan vessel [kapal pengangkut batu bara] mempunyai jadwal pengangkutan yang padat maka belum dapat dikirimkan," ujarnya.

Namun demikian, Ismet optimis pada pasokan di Februari 2004, suplai batu bara dari PTBA akan normal kembali dan sesuai dengan kuota sebesar 500.000 ton per bulan ditambah dengan jumlah kekurangan pasokan batu bara pada Januari.

"Kami berharap pasokan pada Februari kembali normal. Dengan demikian, komitmen kontrak antara PTBA ke Suralaya sebesar 6,1 juta ton per tahun dapat dipenuhi," tuturnya

sumber: