Unsrat akan Bangun Buyat Centre

Unsrat akan Bangun Buyat Centre
Kamis, 12 Mei 2005, Media Indonesia On Line

MANADO--MIOL: Rektor Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Prof Ir Lucky Winston Sondakh mengatakan, pihaknya akan membangun Buyat Centre untuk mengkaji permasalahan di Teluk Buyat.

"Baru pada ide, kami akan berkumpul untuk mewujudkan ide tersebut," kata Sondakh pada jumpa pers seminar internasional pertambangan, lingkungan dan pembanguan berkelanjutan di Manado, Selasa malam.

Sondakh menjelaskan, tim perumus pembentukan Buyat Centre terdiri atas peneliti Universitas Sam Ratulangi, Universitas Indonesia, Universitas Padjadjaran, Universitas Gadjah Mada dan tiga institusi penelitian dari luar negeri akan berkumpul.

Pembentukan Buyat Centre tersebut menjadi salah satu rekomendasi seminar internasional pertambangan, lingkungan dan pembangunan berkelanjutan yang digelar pada 9 Mei hingga 10 Mei 2005 di Manado.

Dalam rekomendasi seminar tersebut, Buyat Centre dibentuk dengan tujuan untuk mengkaji semua aspek lingkungan, sosial ekonomi dan sosial masyarakat di kawasan pertambangan.

Pembentukan Buyat Centre menurut Sondakh tidak akan melangkahi tugas dan kewenangan Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (Bapedalda) Sulawesi Utara.

"Bapedalda bukan lembaga riset, bukan keilmuan, hanya sebuah instrumen dari pemerintah," kata Sondakh yang juga kepala Bapedalda Sulawesi Utara.

Sondakh belum dapat memperkirakan mengenai jumlah biaya yang dibutuhkan untuk membuat Buyat Centre tersebut.

"Itu harus kita susun, karena jumlah biaya yang dibutuhkan tergantung kepada kebutuhan lembaga riset tersebut dalam melakukan aktivitas penelitian," katanya.

Ia menambahkan tim perumus akan lebih dulu membuat program kerja untuk riset, monitoring dan evaluasi kemudian usulan tersebut akan diajukan kepada pemerintah atau lembaga donor yang tertarik pada hal tersebut.

"Nantinya Buyat Center akan bertugas mencari kebenaran ilmiah tentang hal-hal yang berhubungan dengan tambang, lingkungan dan pembangunan berkelanjutan bukan hanya di Buyat saja," kata Sondakh.

Mengenai lokasi kantor Buyat Centre, ia mengharapkan itu dapat dibangun di daerah Buyat.

"Kalau lokasi, memang ada baiknya di Buyat karena kasus empiris yang paling baik antara lain Buyat sehingga kantor utamanya bisa di sana," katanya.

Sementara itu tim perumus Buyat Centre antara lain Prof Dr Haryoto Kusnoputranto dari Universitas Indonesia, Prof.Dr.Irene Umboh, Eleonore Blaurock,Ph.D peneliti dari Jerman dan Dr.Keith Bentley dari pusat kesehatan lingkungan Australia serta Prof.Dr.Otto Soemarwoto dari Universitas Padjadjaran.

Pendirian Buyat Centre diharapkan dapat mengantisipasi sedini mungkin penurunan kualitas lingkungan dan kemungkinan timbulnya penyakit-penyakit yang terkait dengan kegiatan pertambangan. Tujuan lainnya dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang berada di sekitar kawasan bekas pertambangan.

(Ant/OL-1)

sumber: