Ulasan: Akankah Harga Komoditi Tambang Tetap Tinggi?
Selama satu tahun terakhir ini, komoditi tambang dunia mengalami peningkatan harga yang cukup signifikan,bahkan batubara mencapai harga tertinggi dalam sejarah, dengan menembus angka 150USD/ton berdasarkan indeks dari Barlow Jonker, untuk batubara kualitas tinggi. Pertanyaannya adalah apakah hal ini akan terus terjadi seperti ini?
Pertama yang harus dicermati adalah bahwa kenaikan harga yang terjadi dalam satu tahun terakhir ini justru ketika terjadi perlambatan ekonomi dunia akibat dampak dari kasus kredit perumahan Subprime Mortgage di Amerika Serikat yang berdampak secara global. Kedua terjadi pemotongan suku bunga di Amerika Serikat yang cukup drastis dari 4,5-5% menjadi hanya 2-2,5%. Hal yang kedua ini telah mengakibatkan para investor melirik ke bidang lainnya, antara lain sektor pertanian dan pertambangan. Maka terjadilah penguatan harga produk pertanian dan pertambangan.
Bila ini yang terjadi, maka kenaikan harga ini amat rentan, apalagi saat ini di Amerika Serikat yang menjadi motor dari perekonomian dunia sedang mangalami kesulitan cukup besar dengan rontoknya beberapa lembaga finansial besar seperti Lehman Brothers dan AIG. Walaupun AIG akhirnya ditolong dengan suntikan danan pemerintah Amerika Serikat, sedangkan Lehman Brothers dibiarkan kolaps sebagai peringatan. Analisis ekonomi mengatakan bahwa dengan demikian ekonomi dunia di bawah bayang-bayang resesi, karena pengaruhnya pada pasar modal dan lembaga finansial lainnya juga sangat besar. Dalam kondisi resesi bisa terjadi penurunan harga komoditas tambang akibat menurunnya permintaan, saat ini beberapa komoditi tambang sudah mulai turun harganya.
Akhirnya untuk menyelamatkan bayangan resesi global dan bursa global tersebut, pemerintah Amerika Serikat mengeluarkan kebijakan Bailout (dana talangan) yang besarnya cukup fantastis yaitu 700 miliar USD. Kebijakan ini diperkirakan akan memberikan sentimen positif bagi bursa saham dunia, termasuk Indonesia (oleh: EdPraso).
sumber: