Tragedi Arutmin Terowongan Tetap Ditambang

Tragedi Arutmin
Terowongan Tetap Ditambang

Senin, 28 Nopember 2005 02:20:22 Batulicin, BPost

Pasalnya, perusahaan penambang itu menyakin di terowongan itu masih banyak sumber daya alam batubara yang belum tergali. Bahkan diperkirakan selama bertahun-tahun tidak akan habis.

"Jadi, terowongan tersebut tidak akan kita tutup. Karena masih banyak sumber daya alam yang ada di dalamnya," kata Supervendent Mining Projeck PT AI Satui, Noval seusai menyerahkan bantuan mobil Land Cruiser kepada Polres Tanah Bumbu, kemarin.

Sementara itu hingga tadi malam, proses pembongkaran reruntuhan tanah untuk mencari keberadaan Zuelfatah dan Lalu yang sudah terkubur selama empat hari masih terus berlangsung. Namun kedua pekerja itu belum juga ditemukan meski bau amis semakin terasa menyengat.

Menurut Noval, tetap dioperasikannya penambangan batubara di terowongan itu selain besarnya kandungan batubaranya juga karena banyaknya karyawan yang bergantung hidup dari hasil tambang itu.

"Berdasarkan data yang kita miliki jumlah karyawan yang bekerja itu mencapai 2.800 orang. Dan, rata-rata dari sekian jumlah karyawan tersebut hanya 120 orang yang bukan orang Satui. Artinya, mereka dari luar daerah seperti di Jawa," katanya.

Selain itu, imbuh Noval, dengan adanya usaha pertambangan batubara, tingkat pergerakan ekonomi di daerah Satui juga cukup signifikan.

Secara terpisah, Wakil Ketua DPRD Tanah Bumbu,Supiansyah menegaskan baik dewan maupun pemerintah kabupaten (pemkab) tidak pernah diberitahu adanya penambangan dengan sistem terowongan yang dilakukan PT AI.

"Walaupun izin PKP2B dikeluarkan oleh pusat, tapi mestinya DPRD maupun Pemkab Tanah Bumbu sebagai pemilik wilayah diberitahu. Karena yang merasakan dampaknya adalah daerah termasuk masyarakatnya. Inilah buktinya, ada yang tewas."

Menurut anggota FPDIP ini, dengan kasus itu berarti telah dua kali PT AI melakukan kekeliruan besar dalam penambangan batu bara di Tanah Bumbu. Yang pertama, sebut dia, memotong jalur sungai Satui yang semula berbelok-belok sesuai bentukan alam, menjadi lurus. Hal ini mengakibatkan Satui dan sekitarnya terancam banjir.

Dia juga mempertanyakan, kenapa kasus sebesar ini malah aparat dan instansi berwenang terkesan adem-ayem dan lamban, termasuk PT AI yang terkesan sangat tertutup. er/m8

Meski beberapa kali terjadi kecelakaan kerja, terowongan yang mengubur dua pekerja tambang, Zuelfatah Arief dan Lalu Ahmad Yani, tidak akan ditutup. PT Trantekindo Nindyatama subkontraktor PT Arutmin Indonesia (AI) Satui akan tetap melakukan penambangan di terowongan bawah tahan tersebut.

sumber: