TNI Akan Efektifkan Pasukan Organik Dukung Pengamanan Freeport

TNI Akan Efektifkan Pasukan Organik Dukung Pengamanan Freeport

Media Indonesia, 27 Februari 2006

 

JAKARTA--MIOL: TNI akan mengefektifkan pasukan organik yang berada di Papua untuk mendukung pengamanan di sekitar areal pertambangan PT Freeport McMoran, menyusul aksi pemblokiran oleh warga di lokasi itu.

Kepala Dinas Penerangan Umum (Kadispenum) Mabes TNI Kolonel CAJ Ahmad Yani Basuki mengatakan hal itu usai acara lepas sambut Kepala Dinas Penerangan Markas Besar TNI Angkatan Darat (AD) dari Brigjen TNI Hotmangaraja Pandjaitan kepada Kolonel CHB Ricardo Siagiaan, di Jakarta, Jumat (24/2).

Sampai saat ini, kita masih merujuk pada keputusan politik pemerintah untuk menyerahkan pengamanan masalah Freeport kepada pemerintah dan aparat daerah, ujarnya.

Jadi, tambah Yani, hingga saat ini TNI belum akan mengerahkan pasukan tambahan ke Papua untuk mendukung pengamanan di sekitar areal pertambangan PT Freeport.

Pada kesempatan terpisah, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Purnomo Yusgiantoro mengatakan pemerintah akan melakukan pengamanan Freeport terkait insiden penyerangan yang dialami di lokasi penambangan di Papua dan di kantor pusat PT Freeport Indonesia di Plaza 89, Kuningan, Jakarta.

Sudah dilakukan koordinasi yang sepenuhnya tidak dapat dilakukan oleh Polri, katanya.

Menurut dia, Polri sudah resmi meminta dukungan dari TNI.

Menurut Purnomo, saat ini TNI sudah bersedia berkoordinasi dengan Menkopolhukam. Nantinya akan dilakukan sepenuhnya oleh Polri, sekarang oleh TNI dahulu, katanya.

Pemblokiran di Mil 72-74 Tembagapura, Papua, yang menuju areal penambangan PT Freeport Indonesia, hingga Kamis (23/2) masih berlanjut. Akibatnya semua aktivitas penambangan di Grasberg terhenti total. Massa masih menuntut agar pemimpin PT Freeport Indonesia (FI) John Moffett menemui mereka. Padahal, saat ini Moffett berada di Amerika Serikat.

Kepala Kepolisian Daerah (Polda) Papua Inspektur Jenderal Tommy Jacobus di Jayapura mengatakan, hingga (Kamis 23/2) massa belum bergerak dari Mil 72-74. Mereka menguasai ruas jalan itu sehingga mobilitas kendaraan, alat berat, dan karyawan dari Tembagapura ke lokasi penambangan di Grasberg terhenti total.

Aksi pemblokiran juga dilakukan sekelompok masyarakat yang tergabung dalam Front Pembebasan Masyarakat Papua Barat di depan Kampus Universitas Cenderawasih. Dalam aksi selama lima jam tersebut, mereka menuntut agar pemerintah bertindak tegas terhadap PTFI.

sumber: