Tiga Pekerja TI Tewas
![]() |
Kamis, 09 Juni 2005 03:02:23 |
![]() |
MENTOK –– Tambang inkonvensional (TI) kembali memakan korban jiwa, tiga pekerja TI tewas mengenaskan di dua lokasi berbeda, Selasa (7/6) dan Rabu (8/6). Kematian tiga pekerja ini menambah panjang daftar korban tewas sepanjang Tahun 2005. Berdasarkan catatan hari ini, hingga Juni sudah 16 korban meregang nyawa akibat kecelakaan kerja di TI. Sukirno (30) warga Desa Tanjung Ratu Kecamatan Sungailiat ditemukan tak bernyawa di lubang camui TI desa setempat, Rabu (8/6) sore sekitar pukul 14.30 WIB. Sehari sebelumnya, Selasa (7/6) sekitar pukul 15.00 WIB, Santana (16) dan Budi (28) keduanya asal Bugis dan Palembang tewas seketika, setelah tertimpa longsoran tanah TI kawasan Panco Desa Air Belo Kecamatan Mentok. Berdasarkan keterangan rekan korban Aziz warga setempat, peristiwa menimpa Santana dan Budi bermula, ketika keduanya menyemprot lubang camui. Tiba-tiba, tanah di atas mereka setinggi tujuh meter longsor dan menimpa dua warga pendatang ini. Seorang pekerja TI rekan Aziz yang berada dekat lokasi kejadian, spontan berteriak meminta pertolongan. Lalu Aziz bersama empat orang lainnya, menggali bongkahan tanah yang menimpa dua pemuda itu. Naas, ketika kedua korban hendak diangkat longsoran tanah kembali terjadi dan mengubur keduanya. Beruntung Aziz dan empat kawannya berhasil menghindar. Pencarian kemudian dilakukan kembali menggunakan alat seadanya. Setelah dibantu satu unit alat berat (PC), satu jam kemudian kedua korban berhasil ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa. Lalu, keduanya dibawa ke rumah duka di Desa Air Belo. Kades Air Belo Bakri Asir kepada harian ini menyebutkan, keduanya merupakan warga pendatang, Santana dari Bugis dan Budi dari Palembang, namun mereka sudah menjadi warga Desa Air Belo. “Dia sudah menjadi warga kita, karena sudah menetap sekitar lima tahun lalu. Mereka termasuk pekerja yang giat dan rajin, Santana merupakan tulang punggung keluarga, meskipun dia sendiri masih bujang, baru umur sekitar 16 tahun,� ujar Bakri Asir didampingi tokoh masyarakat setempat Armen, ketika melayat di rumah duka. Kedua jenazah korban, Selasa (8/6) siang dimakamkan, di tempat pemakaman umum Desa Air Belo. Tewas Tenggelam Sementara, Sukirno bapak dua anak asal Solo Jawa Tengah yang baru dua minggu di Pulau Bangka tewas dalam perjalanan menuju Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sungailiat. Dugaan sementara pria yang baru tiga hari menjadi buruh TI ini tewas akibat kehabisan oksigen lantaran tak bisa berenang saat tercebur di dalam kolong. Sejumlah informasi yang dihimpun harian ini menyebutkan peristiwa naas itu terjadi tidak lama setelah korban istirahat siang. Sehabis menyantap makan siang dan melepas lelah korban kemudian menuju sebuah camui untuk kembali bekerja. Korban sendiri ketika itu membawa selang monitor sepanjang 10 meter di tangannya. “Waktu itu dia sempat tanya jalan menuju camui. Kemudian saya tunjukin,� ujar rekan korban Warsito di RSUD Sungailiat. Sesaat kemudian Warsito, menyusul korban ke camui. Namun Warsito tidak ditemukan. “Tiga menit kemudian saya cari ke camui tapi tidak juga ketemu. Saya bingung dan terus keliling mencari,� ujarnya. Tak juga menemukan korban, Warsito lantas berteriak mengabarkan korban hilang. Sejumlah rekan-rekannya kemudian berlarian ke arah Warsito. “Tapi saat itu saya sudah curiga korban tenggelam di kolong. Soalnya ia kan pekerja baru jadi belum begitu mengetahui betul kondisi lokasi. Apalagi jalan menuju camui terdapat kolong bekas sedalam dua meter. Saya curiga ia tenggelam di situ,� timpal pekerja lain. Karena itu sejumlah pekerja TI kemudian bergegas ke arah kolong bekas tersebut. Namun korban tidak ditemukan. Warsito lalu menceburkan diri ke kolong mencari korban. “Selama satu menit saya menyelam korban tidak juga kelihatan,� ujar Warsito. Tanpa putus asa Warsito kemudian kembali menyelam. Setelah mengelilingi dasar dan tepian kolong akhirnya korban ditemukan. Saat ditemukan posisi korban terkelungkup. Tubuh korban kemudian diangkat ke atas. “Ketika itu nafas korban masih ada makanya kami bawa ke rumah sakit. Namun belum sampai di rumah sakit ia telah lebih dulu meninggal dunia,� tandasnya. (yik/g6 |