Theo Minta Amdal PT Meares Soputan Mining Ditinjau

Theo Minta Amdal PT Meares Soputan Mining Ditinjau 

Suara Karya, 16 November 2005


Manado (Suara Karya): Anggota DPR-RI asal Sulawesi Utara (Sulut) Drs. Theo L Sambuaga secara tegas meminta analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal) pertambangan emas PT. Meares Soputan Mining (MSM) ditinjau ulang.

Sebab Amdal PT MSM yang memiliki konsesi di daerah Kabupaten Minahasa Utara (Minut) hingga wilayah Batu Putih, Bitung itu disusun 16 tahun lalu dan baru dipakai sekarang. Padahal, kata Theo yang juga Ketua Komisi I DPR-RI, keadaan lingkungan sekarang sudah banyak berubah.

Ia menegaskan, PT MSM harus meninjau kembali studi Amdal-nya untuk menjamin keselamatan warga sekitarnya agar benar-benar terjamin kesehatannya karena bahaya pertambangan emas cukup serius apabila tidak dikelola dengan standar lingkungan yang memadai.

"Jadi perlu ada peninjauan kembali atau perlu ada semacam second opinion atau apapun istilahnya yang harus dilakukan oleh pakar dari Unsrat maupun perguruan tinggi lainnya agar Amdal itu benar-benar menjamin keselamatan warga dan tidak menjadi polemik berlarut-larut," kata Theo Sambuaga saat bertemu konstituennya di Airmadidi dan Maumbi, Minut, pekan lalu.

Ia mengatakan, sikap kritis masyarakat terhadap Amdal PT. MSM itu jangan dinilai sebagai penolakan terhadap investor, namun harus dilihat sebagai sikap kehati-hatian yang harus dihormati. "Masyarakat tidak boleh menolak investor karena saat ini sangat sulit mencari investor yang mau berinvestasi di sini. Namun sikap hati-hati itu perlu agar tidak terjadi ada eksploitasi yang menguntungkan satu pihak saja, melainkan harus sama-sama menguntungkan," ujar Theo.

Salah seorang tokoh masyarakat Minut, J. Sengkey menyatakan, sampai saat ini masyarakat Kabupaten Minut belum pernah menolak investor tambang PT. MSM. Masyarakat hanya meminta Amdal-nya ditinjau kembali dan dijelaskan secara transparan kepada masyarakat supaya dapat dipahami dengan baik.

"Terus-terang saja, kami ini sudah pernah dengar ceramah dari sejumlah LSM agar kami menolak perusahaan tambang itu. Tapi kami tidak mau ikuti. Cuma kami minta Amdal PT. MSM itu bisa dijelaskan secara transparan," ujar Sengkey.

Sementara itu, tokoh Pemuda Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM) wilayah Kabupaten Minut, Yusuf Kaunang, menegaskan, PT. MSM sebelum beroperasi harus menjelaskan secara transparan soal potensi emas yang sebenarnya agar tidak terjadi pembodohan kepada masyarakat sebagai pemilik hak atas potensi tambang tersebut.

"Setahu kami, kandungan emas di areal kami itu sangat besar sehingga ada sejumlah perusahaan emas dunia yang berminat. Apalagi nanti areal itu diperluas sampai ke wilayah Bitung. Oleh karena itu perlu ada penjelasan secara transparan agar kami tidak dibodohi soal potensi itu. Kita juga minta PT. MSM harus menampung tenaga kerja lokal dari Kabupaten Minut untuk berkerja di sana," kata Yusuf Kaunang.

sumber: