Terowongan Arutmin Runtuh

Terowongan Arutmin Runtuh

Banjarmasinpost, 25 November 2005

Batulicin, BPost
Terowongan penggalian tambang batu bara milik PT Arutmin Indonesia (AI) Satui, Kamis (24/11) dinihari runtuh. Akibat kecelakaan kerja itu dua pekerja tambang tertimbun dan hingga tadi malam masih dalam pencarian.

Kedua pekerja yang tertimbun adalah karyawan PT TMA Underground, sub-kotraktor PT AI. Kedua korban tewas diketahui bernama Ahmad Yani (22), warga Jalan Perintis RT 27 No 2 Sungai Danau dan Zulelfatah Arie (38) warga Gang Sepakat RT 39 No 1, Sungai Danau.

Saat kejadian di dalam terowongan terdapat dua pekerja selain korban yakni Muhammad Nasir, miner PT TMA Underground dan Arif, miner operator perusahaan itu. Namun Nasir yang terluka parah berhasil menyelamatkan diri, sedangkan Arif berhasil keluar saat mengetahui terowongan runtuh.

Seperti diketahui, PT Arutmin Indonesia, satu dari dua perusahaan tambang besar batu bara di Kalimantan Selatan. Sebagian saham PT AI yang beroperasi di Kabupaten Tanah Bumbu dan Kabupaten Tanah Laut, ini dimiliki Aburizal Bakrie melalui PT Bumi Resources.

Hingga tadi malam, tim penolong masih terus berupaya mencari dua korban, Ahmad Yani dan Zulelpatah.

Berbagai upaya dilakukan, di antaranya melalui penggalian secara manual --menghindari runtuhnya terowongan lainnya-- namun hasilnya nihil. Karena sudah larut malam penggalian terpaksa dihentikan dan akan kembali dilanjutkan pagi ini.

"Untuk mencari kedua korban terpaksa kita peralatan manual. Kalau alat canggih dikhawatirkan menimbulkan rerentuhan lanjutan," tutur satu pekerja.

Dari pantauan BPost, para pekerja kesulitan melakukan penggalian, karena lokasi reruntuhan cukup besar panjang sekitar sembilan meter, lebar meter dan tinggi sekitar tiga meter. Jarak reruntuhan dari mulut terowongan sekitar 400 meter. Sementara tinggi terowongan sekitar 5,5 meter.

Beberapa pekerja mengaku tak mengetahui penyebab runtuhnya terowongan yang terjadi sekitar pukul 01.30 Wita itu. Yang pasti peristiwa itu menyebabkan penggalian bawah tahan terhenti untuk sementara.

6 Jam Pingsan

Salah satu korban, M Nasir (35), warga Jl Sungai Danau RT37 No27, Kabupaten Tanah Bumbu yang dilarikan ke IGD Rumah Sakit Suaka Insan Banjarmasin menuturkan, akibat kecelakaan itu ia mengalami luka memar di bagian bokong dan telinga kanannya karena tertimpa batu bara.

Aisyah istri korban kepada BPost menuturkan, dirinya tidak mengetahui secara pasti, kenapa sampai suaminya tertimbun longsoran Batu bara. Namun dia menyatakan suaminya sempat tidak sadarkan diri selama 6 jam.

"Menurut rekan suami saya, dia tertimbun longsoran batu bara dan langsung dilarikan ke puskesmas Sungai Danau yang kondisinya saat itu sudah tidak sadarkan diri lagi," cerita Aisyah.

Dia baru tahu setelah Nasir sudah berada di Puskesmas dan akan segera dibawa ke Rumah Sakit Suaka Insan (RSSI). Dengan menggunakan ambulan, sekitar pukul 07.00 Wita mereka berangkat dan sampai sekitar pukul 14.00 Wita.

Mega (65) ibu Nasir mengungkapkan, anaknya baru 9 bulan bekerja di batu bara. Namun ternyata mendapat musibah.

Lima orang perawat sibuk membersihkan tubuh Nasir karena dipenuhi butiran debu batu bara. Sementara Nasir terlihat hanya bisa merintih menahan sakit.

"Cukup banyak debu batu baranya, kalau dibiarkan bisa berbahaya dan akan masuk ke pori-pori tubuhnya," kata seorang perawat di RS Suaka Insan.

Bentuk Tim

Wawan, Humas PT Arutmin Indonesia dikonfirmasi BPost membenarkan adanya musibah runtuhnya terowongan tambang di Satui itu. Namun mengenai penyebab runtuhnya tambang, Wawan belum mengetahui lebih lanjut. Untuk lebih jelasnya, dia meminta menanyakan ke Dinas Pertambangan Kalsel.

"Masalah ini sudah kita laporkan. Di sana ada yang menangani yakni bagian inspektorat tambang," jelas Wawan.

Terpisah, Sukardi, kepala Dinas Pertambangan Kalimantan Selatan belum bisa menjelaskan mengenai penyebab musibah itu. Diungkapkan, jajarannya sekarang ini sedang meluncur ke lokasi. Pihaknya akan membentuk tim guna mengetahui penyebab terjadinya kecelakaan tambang tersebut.

"Tim itu nantinya akan terdiri dari Dinas Pertambangan Kalsel, dinas pertambangan setempat dan juga dari Departemen Pertambangan Pusat," tambah Sukardi.

sumber: