Teknologi batu bara ditawarkan

JAKARTA (Bisnis): Puslitbang Teknologi Mineral dan Batu Bara pada Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (DESDM) menawarkan teknologi peningkatan kalori (upgrading) batu bara dengan investasi pabrik Rp90 miliar per unit.

Menurut Bukin Daulay, peneliti ahli batu bara Puslitbang tersebut, teknologi yang ditawarkan mampu menaikkan kalori batu bara hingga 5.800 kalori sehingga menjadi layak untuk diekspor.

Teknologi ini terbaru dan mungkin pertama di perbatubaraan dunia. Teknologi ini bisa dipakai untuk mengolah batu bara muda yang banyak terdapat di lokasi tambang di Indonesia, katanya, pekan ini.

Teknologi itu dinamakan dengan Upgraded Brown Coal (UBC) yang mulai banyak dibicarakan dalam setahun belakangan ini.

Menurut data tambang nasional, 70% dari 50 miliar ton cadangan batu bara nasional adalah batu bara muda yang tersebar di Sumatra dan Kalimantan.

Bukin mengatakan saat ini pabrik pengolahan batu bara itu sudah dikembangkan di Palimanan yang menjadi proyek percontohan bagi pemerintah.

Teknologi upgrading, tuturnya, adalah teknologi yang berfungsi untuk menurunkan kadar air pada material batu bara, sehingga mampu meningkatkan kadar kalori batu bara hingga mencapai nilai standar yaitu minimal 5.800 kalori.

Menurut peneliti itu, pemilik konsesi tambang batu bara dengan cadangan batu bara muda sangat cocok menggunakan teknologi itu.

Keuntungan

Dia mengatakan empat keuntungan dari teknologi yaitu meningkatkan nilai tambah batu bara untuk orientasi ekspor, mendapatkan standar energi primer bagi kegiatan industri, meningkatkan efisiensi, dan mengurangi emisi gas buang rumah kaca.

Dalam hal ini, lanjutnya, untuk mengembangan teknologi tersebut dibutuhkan investasi pabrik (plant) sebesar Rp90 miliar untuk kapasitas 5.000 ton per hari.

“Yang dikembangkan saat ini baru yang setengah komersial dengan kapasitas 1.000 ton per hari yang menghabiskan investasi Rp50 miliar. Nah, kalau komersial penuh butuh Rp90 miliar,� katanya. (irs)

sumber: