Target akuisisi PTBA mundur dari Agustus

JAKARTA (Bisnis): Target PT Tambang Batubara Bukit Asam (PTBA) Tbk yang akan mengakuisisi satu perusahaan tambang meleset dari jadwal semula Agustus, karena masih alotnya negosiasi dengan penjual.

"Rencana akuisisi ini tadinya ditargetkan rampung Agustus. Tapi karena negosiasi berjalan agak alot, rencana itu belum terealisasi hingga kini," kata Dirut PT Andalan Artha Advisindo Sekuritas Ario Wibisono, penasehat keuangan PTBA dalam rencana akuisisi tersebut, kepada Bisnis kemarin.

Dia menolak menyebutkan perusahaan yang akan diakuisisi oleh PTBA, lokasi tambang, maupun harga akuisisinya, karena terikat perjanjian kerahasiaan dengan manajemen PTBA.

Sekretaris Perusahaan PTBA Milawarma pada kesempatan terpisah juga menyatakan hal serupa.

Proses akuisisi tersebut, dia melanjutkan, masih dalam tahap negosiasi dan tengah meminta persetujuan dari dewan komisaris.

Dia mengakui perseroan itu telah melakukan uji tuntas terhadap perusahaan yang akan diakuisisi.

Namun hasilnya belum dapat diumumkan karena terkait soal penentuan harga penawaran.

"Kalau kami disclose nanti harganya berubah," kata Milawarma.

Opsi pendanaan

Menyinggung pendanaan untuk akuisisi perusahaan tambang itu, Milawarma menambahkan perseroan tersebut mempersiapkan tiga opsi seperti pembiayaan dari dana internal, eksternal, atau kominasi dari keduanya.

"Ada beberapa alternatif pendanaan yang kami miliki dalam mengakuisisi perusahaan tambang itu. Namun kepastiannya nanti akan diumumkan setelah negosiasi selesai," jelas dia.

Menyinggung kemampuan dana internal saat ini, dia melanjutkan, PTBA memiliki dana kas sebesar Rp625 miliar," kata dia.

Menurut data Bisnis, BUMN itu merencanakan mengakuisisi lima perusahaan tambang yang berlokasi di Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan.

Akuisisi tersebut dimaksudkan untuk menambah produksi batu bara perseroan itu sekitar satu sampai dua juta ton per tahun.

Setelah tim akuisisi BUMN pertambangan tersebut mengevaluasi lima perusahaan tambang, saat ini muncul satu perusahaan yang dianggap lolos pada tahap awal.

Perseroan berharap dengan mengakuisisi perusahaan tersebut, tambang di Kalimantan itu, PTBA dapat mengatasi pasokan batu bara ke Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Suralaya.

Saat ini satu perusahaan tersebut sudah masuk dalam proses penawaran awal yang tidak mengikat.

Menyinggung rencana pembangunan PLTU Banjarsari, Sumatra Selatan, menurut dia, saat ini dalam proses tender dengan PLN.

"Pembangunannya dilakukan kalau proses tender telah dilakukan."

Untuk pembangunan PLTU senilai US$203 juta ini, perseroan telah menjajaki pembiayaan berupa kredit dari sejumlah bank.

"Dari proyek PLTU Banjarsari senilai US$203 juta, sebesar 60% pembiayaannya atau sekitar US$140 juta akan diperoleh melalui pinjaman. Sedangkan sisanya 30% akan dibiayai melalui pendanaan internal konsorsium," kata Milawarma, (Bisnis, 9 Juli).

sumber: