Tambang Intan Longsor, Tiga Penambang Tewas
Kamis, 21 Desember 2006 13:58 WIB NUSANTARA Tambang Intan Longsor, Tiga Penambang Tewas |

Penulis: denny saputra BANJARBARU--MIOL: Sebuah lokasi penambangan (pendulangan) intan tradisional di Desa Pumpung, Kecamatan Cempaka-Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan, mengalami longsor akibat hujan deras. Akibat insiden tersebut tiga penambang intan tewas tertimbun longsoran dan satu orang lainnya mengalami luka ringan. Informasi yang dihimpun Media Indonesia menyebutkan peristiwa tanah longsor tersebut terjadi pada Rabu (20/12) petang ketika hujan lebat turun. Saat itu, seperti biasanya sejumlah warga desa Pumpung yang mayoritas pekerja pendulangan intan, bekerja mendulang intan di lokasi pendulangan di Sungai Tiung di Desa Pumpung. Mereka bekerja sejak pagi hari dan terdiri dari beberapa kelompok kerja. Satu kelompok kerja masing-masing empat sampai lima orang. Saat satu kelompok kerja yang terdiri dari Agus, 17, Didi, 25, Juman, 33, dan Akhmad, 25, sedang bekerja melakukan penyemprotan air untuk mengambil tanah yang akan didulang, tiba-tiba dinding lubang atau tanah yang tingginya sekitar lima meter di sekitar areal kerja mereka longsor. Tiga orang pekerja, selain Akhmad, terkubur longsoran tanah. Beberapa pekerja lain yang berada di sekitar lokasi kejadian, kemudian berusaha menolong, namun tidak dapat berbuat banyak karena saat tubuh ketiga pekerja yang terkubur itu berhasil diangkat dari lubang galian, ternyata ketiganya sudah tak bernyawa. Wakil Gubernur Kalsel Rosehan Noor Bachri, Kamis (21/12), mengatakan pihaknya sudah menerima laporan tentang adanya peristiwa longsor di lokasi pendulangan intan Kota Banjarbaru yang menyebabkan tiga orang pekerja pendulang intan tewas. "Kita sudah menerima laporan peristiwa longsor di lokasi tambang intan itu, dan kita sudah melakukan upaya penanganan terhadap korban," katanya. Menurut Rosehan, peristiwa longsor di lokasi penambangan intan itu hampir setiap tahun terjadi, terutama pada musim penghujan. Hal itu disebabkan hilangnya pepohonan atau kawasan hutan yang berfungsi sebagai area penyanggah di sekitar lokasi pendulangan, sehingga saat turun hujan, tanah berbukit-bukit di sana mengalami longsor. "Sudah beberapa orang warga pekerja pendulangan intan menjadi korban tanah longsor ini," katanya. Ke depan, dikemukakan Rosehan, pihaknya berharap pemerintah daerah setempat membuat kebijakan mengenai penataan sistem pertambangan intan di wilayahnya, agar peristiwa serupa tidak terulang lagi. Menurut data Dinas Kesejahteraan Sosial Kalsel, enam kabupaten di Kalsel sangat rawan terjadi bencana tanah longsor saat musim penghujan. Terutama di wilayah sepanjang daerah aliran sungai (DAS), menyusul kerusakan kawasan hutan di sepanjang das. Enam kabupaten rawan tanah longsor itu meliputi Barito Kuala, Banjarbaru, Tabalong, Tanah Bumbu, Tanah Laut dan Hulu Sungai Tengah. (DY/OL-03) |