Takut Longsor, 157 Keluarga Tidur di Tenda
ÂÂ
Takut Longsor, 157 Keluarga Tidur di Tenda
60 Keluarga Diusulkan untuk Direlokasi
Oleh: Yurnaldi
Padang, Kompas - Bukit Tanah Runtuh di Kelurahan Pampangan, Kota Padang, kian mencemaskan akibat adanya ancaman longsor yang bisa terjadi sewaktu-waktu. Karena itu, kini ratusan warga yang bermukim di kaki bukit itu tak berani tidur di rumah. Mereka tidur di tenda-tenda pengungsian. Sejumlah pengungsi terserang diare dan ISPA.
Melihat kondisi bukit yang sejak awal September lalu longsor dan bagian lain tampak tanahnya merekah dan terancam longsor, tak mungkin bagi warga untuk tetap bertahan di rumah. Untuk lebih aman, setiap malam warga tidur di tenda-tenda yang letaknya tidak jauh dari lokasi permukiman penduduk, kata Sanjaya, warga Pampangan.
Menurut data, warga yang mengungsi sekitar 157 keluarga, dengan jumlah lebih kurang 500 jiwa, yakni warga RT 4 RW 8 (27 keluarga), RT 3 RW 8 (50 keluarga), dan RT 2 RW 8 (80 keluarga). Siang hari warga masih beraktivitas di rumah. Namun, malam hari mereka tidur mengungsi ke tenda-tenda.
Camat Lubuk Begalung Elfian Putra Ifadi mengatakan, longsor di Pampangan tanggal 2 September lalu memang tidak memakan korban jiwa, seperti di Kelurahan Gaung.
Namun, melihat kondisi bekas longsoran yang masih labil dan ancaman longsor susulan, kalau itu sempat terjadi, bisa menelan korban cukup banyak.
Oleh karena itu, sekitar 157 keluarga tak berani tidur malam hari di rumahnya yang berada di kaki bukit, melainkan tidur di tenda-tenda pengungsian. Sementara siang hari mereka kembali ke rumah untuk beraktivitas secara normal, katanya.
Meskipun demikian, mereka tetap diperlakukan sebagai pengungsi dan tetap diberikan bantuan, termasuk pelayanan kesehatan, karena berada di tenda pengungsi sangat rentan penyakit, seperti diare dan infeksi saluran pernapasan atas (ISPA).
Elfian menjelaskan, untuk kelangsungan kehidupan warga, agar bisa aman dan nyaman dari ancaman bahaya longsor, satu-satunya jalan adalah mereka harus pindah atau direlokasi. Untuk itu, pihak Kecamatan Lubuk Begalung sudah melakukan pendataan mengenai siapa saja yang harus dipindahkan karena mereka memang dalam ancaman bahaya.
Menurut pendataan kami, ada 60 keluarga yang harus direlokasi karena rumah mereka berada di posisi sangat berbahaya dengan lokasi yang berpotensi longsor. Data ini sudah disampaikan kepada Pemerintah Kota Padang, kata Camat Lubuk Begalung itu.
Pemerintah Kota Padang menjanjikan relokasi perumahan warga yang berada di kaki Bukit Gaung, Kecamatan Lubuk Begalung, yang sempat menelan korban 25 orang, 2 September.
Janji
Pemerintah pusat melalui Menteri Sosial dan Menko Kesejahteraan Rakyat ketika itu hanya menjanjikan biaya relokasi sekitar Rp 1,5 miliar atau Rp 25 juta untuk satu rumah. Namun, menurut Elfian, khusus di Bukit Gaung, ada puluhan keluarga yang harus direlokasi karena mereka berada di titik-titik yang rawan longsor. Indikasi ke arah bakal terjadinya longsor kini mulai tampak. Sejumlah warga menyampaikan kecemasannya terhadap masalah ini.
sumber: