Tak Lama Lagi Mobil pun Berbahan Bakar Batu Bara
Tak Lama Lagi Mobil pun Berbahan Bakar Batu Bara
Suara pembaruan, 25 November 2005
ÂÂ
Ide itu muncul dari Pusat Pengkajian dan Penerapan Teknologi Konversi dan Konservasi Energi, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Menurut Dirketurnya, Agus Salim Dasuki, batu bara cair sangat potensial sebagai sumber energi pengganti bahan bakar minyak (BBM) pada masa mendatang.
Menurut Dasuki, selain memiliki kualitas yang sama dengan BBM, sumber energi alternatif yang diolah dari batu bara muda itu juga sangat efisien dan ramah lingkungan.
"Berdasarkan kajian yang dilakukan BPPT, sumber energi ini akan dapat diterima oleh kalangan masyarakat karena terbukti dapat meningkatkan kinerja mesin dan mengurangi pengeluaran asap hitam secara signifikan," katanya.
Selain itu menurut Dasuki, nilai oktannya juga lebih tinggi dari BBM yang ada sekarang.
Jika pernyataan Dasuki betul, tentu ini menjadi kabar baik bagi pengendara yang hobi memacu kendaraannya. Dengan nilai oktan yang tinggi, mereka bisa memacu kecepatan kendaraannya dengan akselerasi yang tinggi tanpa harus bermain pada putaran mesin terlampau tinggi.
Penggunaan BBM pun tentu akan lebih irit ketimbang bensin yang dijual di
Dikatakan Dasuki, berdasarkan uji kelayakan yang dilakukan BPPT, harga minyak bumi sintetis yang dihasilkan dari pencairan batu bara kadar rendah (low rank coal) dari Bangko (Sumatera Selatan) dengan kapasitas produksi 6.000 ton per hari, harganya sekitar US$ 23,3 per barel hingga US$ 33,3 per barel.
Sedangkan uji kelayakan yang dilakukan dengan batubara kadar rendah dari Mulia (Kalimantan Selatan) dan Berau (Kalimantan Timur) dengan kapasitas produksi yang sama, harga per barel minyak bumi sintetisnya masing-masing sekitar US$ 29 dan US$ 25.
"Harganya jauh lebih rendah dari harga minyak bumi saat ini dan bahkan mungkin pada masa mendatang. Menurut perkiraan sejumlah pengamat, saat ini harga minyak dunia sedang berada pada masa transisi menuju ekuilibrium kedua, yaitu dimana harga minyak akan naik dan turun namun masih dalam kisaran US$ 40 per barel," jelasnya.
Berdasarkan data terakhir, harga minyak mentah dunia masih berada pada kisaran lebih dari US$ 50 per barel, sedangkan harga produk olahannya naik hingga sekitar US$ 70 per barel untuk minyak tanah/kerosin, US$ 60 per barel untuk premium dan US$ 64 per barel untuk solar.
Menurut Dasuki, jika
Sejak 1994
Dijelaskan Dasuki, BPPT sendiri telah melakukan pengkajian dan penerapan teknologi pencairan batu bara muda di
Sedangkan pada tahun 2003-2006 keduanya telah menyiapkan perencanaan proyek percontohan (demo plant) guna membangun sebuah instalasi komersial pencairan batu bara di Berau (Kalimantan Timur).
"Karena biaya awalnya cukup mahal, kami akan membangun instalasi berkapasitas 3.000 ton per hari dengan biaya investasi sekitar US$ 800 juta sebagai permulaan yang nantinya akan ditingkatkan menjadi 6.000 ton per hari sebagai unit paling optimum untuk pabrik komersial," katanya.
Pemerintah sendiri, dalam strategi pengelolaan energi nasional tahun 2005-2025, menargetkan pembangunan tiga unit pencairan batu bara berkapasitas produksi 6.000 ton per hari guna mengantisipasi lonjakan kebutuhan BBM.
Pembangunan pabrik tersebut lanjutnya, diharapkan akan dapat mengurangi 10 persen kebutuhan BBM untuk transportasi, yang menurut data Indonesia Energy Outlook & Statistics 2004 Universitas Indonesia akan mencapai 272,8 juta barrel oil equivalent (BOE) pada 2020.Rencana itu menurut dia, bisa segera direalisasikan jika pemerintah menunjukkan komitmennya dalam pengembangan sumber energi alternatif dengan memberikan insentif yang diperlukan, seperti pembebasan pajak bea masuk bagi investor yang tertarik membangun instalasinya. Dukungan pemerintah juga diharapkan dengan membebaskan bea masuk peralatan impor berteknologi tinggi yang dibutuhkan. sumber: