Tak Benar, Sweeping Tokoh LSM
Tak Benar, Sweeping Tokoh LSM
Banjarmasin, BPost
Insiden bentrokan saat berlangsung unjukrasa di Gedung DPRD Tanah Bumbu, Kalsel beberapa hari lalu, hingga kini masih berbuntut. Menyusul insiden tersebut, disinyalir ada pihak-pihak yang hendak membenturkan, kelompok LSM dan masyarakat penambang. Salah satunya dengan menghembuskan isu, para aktivis LSM bonyok dipukuli para penambang yang melakukan sweeping.
Aktivis LSM AMUK, Mahyudin didampingi direktur LBH Tanah Bumbu, Hotman N Simangunsong SH, Sabtu (14/5) kepada BPost mengungkapkan, opini yang berkembang di masyarakat itu tidak benar. Menurutnya, dalam aksi itu sebenarnya melibatkan penambang dengan "LSM instan" (tidak termasuk AMUK), yang memang disiapkan oleh pejabat setempat.
Seperti diketahui, bentrokan antar massa pecah di Gedung DPRD setempat ketika digelar acara hearing antara Dewan dan LSM AMUK yang terdiri dari 5 organisasi. Dikomandoi 4 orang kepala desa, masyarakat penambang terlibat baku hantam dengan kelompok LSM lain--yang belakangan dikatakan oleh AMUK, merupakan bentukan Bupati Zairullah.
"Jadi tidak benar kalau kita dipukuli penambang karena dianggap tidak memihak kepada mereka. Pada hal sebenarnya kita berjuang agar harga batu bara meningkat sehingga mengangkat kesejahteraan penambang juga," kata Mahyudin, yang hadir ke Banjarmasin sekaligus mengikuti acara Wakli Presiden Jusuf Kalla.
Dijelaskan, dalam hearing itu pihaknya tidak bermaksud menutup Perusahaan Daerah (Perusda), yang belakangan menjadi kontroversi di wilayah setempat. Sebaliknya, justru AMUK ingin melihat secara proporsional, dengan menawarkan konsep Perusda sebagaimana mestinya.
"Sejak awal pendirian Perusda tidak sesuai aturan, sebab Perda No 9 yang dijadikan dasar itu jelas-jelas tidak prosedural. Perusda lahir serampangan, misalnya soal rekrutmen dewan direksi, penyertaan modal dan juga kontrak kerjanya yang tidak benar," tegas Direktur LPC AMPPLHI itu.
Mahyudin dan Hotman mengaku sedikit lega karena saat ini masyarakat mulai memahaminya. Demikian juga mengenai harga batu bara, kini telah meningkat yang semula Rp60 ribu kini menjadi Rp75 ribu/ton.
sumber: