Tahun 2004 Subsidi BBM masih akan Dipertahankan

"Subsidi BBM tidak mungkin dihapuskan tahun 2004. Kita minta pelaksanaan penghapusan subsidi BBM diundur," kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Purnomo Yusgiantoro usai peringatan hari listrik nasional ke-58 di Jakarta, Senin.

Menurut dia, UU Propenas harus diamandemen untuk menunda pelaksanaan penghapusan subsidi BBM tahun 2004. Purnomo mengaku sudah tiga kali mengirim surat ke Bappenas untuk meminta amandemen terhadap UU Propenas. "Saya rasa Bappenas yang akan menangani ini semua."

Mengenai penentuan harga BBM di dalam negeri, menteri mengatakan, masih akan dilakukan melalui surat keputusan bersama (SKB) menteri ESDM dan Menkeu, yakni dengan harga tetap (fix price).

Tahun depan, harga minyak di banyak negara dalam APBN-nya dipatok 18-20 dolar AS per barel, kecuali Iran, Indonesia, dan Malaysia yang mematok 22 dolar AS per barel.

Permintaan Turun

Meskipun pada Januari 2003, permintaan minyak dunia masih menguat, namun Purnomo menyatakan permintaan selama kuartal pertama 2004 diperkirakan turun, mekipun tidak drastis karena terjadinya kelebihan pasokan.

Namun mengenai harganya, tergantung pada kesepakatan OPEC yang akan diputuskan pada 4 Desember mendatang. Pada kesempatan itu akan dibahas berbagai hal mengenai pelaksanaan penurunan produksi yang akan dilakukan negara anggota OPEC dan non-OPEC.

Pada sidang OPEC yang lalu disepakati bahwa per 1 November 2003, OPEC akan mengurangi produksi 500.000 barel per hari, sedang negara-negara non-OPEC berkomitmen mengurangi produksinya sampai 900.000 barel per hari.

Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi kelebihan pasok sebanyak 1,4 juta barel per hari pada awal 2004. Perkiraan kelebihan pasok tersebut sejalan dengan membaiknya produksi di Irak dan Rusia.

Sementara itu, permintaan pada kuartal kedua turun 2 juta barel per hari karena memasuki musim semi.

Pada kuartal ketiga dan empat, permintaan dunia diharapkan sudah kembali membaik, seiring efektifnya penurunan produksi di OPEC dan non-OPEC.

"Komitmen negara-negara non-OPEC diperlukan sekali untuk menjaga kestabilan penurunan produksi minyak dunia. Namun itu tetap harus kita lihat kenyataannya di lapangan."

sumber: