Sumber Energi Bergantung Minyak
Blora, Kompas - Sebagian besar kebutuhan energi dalam kehidupan manusia modern saat ini sangat tergantung pada minyak mentah dan energi fosil lainnya, seperti gas bumi dan batubara yang bersifat tak terbarukan (non renewable)
Padahal, masa depan sektor energi dibayang-bayangi oleh kekhawatiran terhadap lonjakan harga minyak mentah di pasar internasional. Selain itu, konsumsi energi fosil komersial terus meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah populasi warga dunia dan kegiatan perekonomian yang terus tumbuh.
Demikian orasi ilmiah Purnomo Yusgiantoro, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), bertajuk "Menggagas Masa Depan Sektor Energi dalam Paradigma Pembangunan Berkelanjutan" pada acara wisuda Sekolah Tinggi Energi dan Mineral (STEM) angkatan II tahun akademik 2003/2004 di Cepu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, Sabtu (26/6).
Menurut Purnomo, kebijaksanaan energi harus mampu menjawab tantangan ketidakpastian tingkat produksi energi untuk memenuhi kebutuhan masa depan. Mengingat minyak bumi bersifat tak terbarukan.
Produksi sumber energi tersebut akan menurun jika tidak ditunjang boleh kegiatan eksplorasi dan eksploitasi yang memadai. "Sebaliknya, seiring dengan tumbuhnya sektor ekonomi, konsumsi minyak terus berkembang pesat. Sebagai akibatnya, kemampuan ekspor minyak akan menurun dan akan mengurangi baik pendapatan pemerintah maupun kapasitas impor nasional," tutur Purnomo.
Ia menambahkan, ekonomi pada minyak dan gas bumi telah menimbulkan risiko ketidakstabilan sosial, serta ekonomi dari suatu negara. Krisis energi yang terjadi pada tahun 1970-an dan 1980-an telah mengguncangkan perekonomian dunia, baik di negara-negara yang tidak memiliki maupun yang kaya akan sumber daya energi tersebut.
Booming minyak yang terjadi saat ini sering disalahkan sebagai penyebab terjadinya deindustrialisasi. Di samping itu, kinerja ekonomi makro negara-negara kaya sumber energi cenderung jauh dari memuaskan.
sumber: