Spam sita 95% kapasitas server e-mail korporasi

Praktisi memperkirakan spam menghabiskan 95% kapasitas bandwidth server e-mail korporasi mengingat sekitar 70%-80% surat elektronik yang beredar merupakan sampah.
Thomas Lo, Direktur PT Techpac Indo Informatika-distributor Barracuda untuk produk penangkal spam di Indonesia-mengatakan e-mail sampah menjadi ancaman signifikan bagi pengguna Internet di seluruh dunia.

"Dari 20 juta pengguna Internet di Indonesia saat ini, sekitar dua juta di antaranya merupakan pengguna dari segmen korporasi, sementara pemilik e-mail perusahaan mencapai 200.000 orang," katanya pada peluncuran solusi antispam Baracuda Networks kemarin.

Pada kesempatan itu Barracuda memperkenalkan produk spam firewall terbaru yang diklaim bisa menangkal sekitar 96%-98% spam yang masuk ke mailbox. Dalam perangkat tersebut terdapat dua aplikasi antivirus masing-masing dari jenis sistem terbuka (open source) dan proprietary.

Menurut Lo, spam biasanya dikirim dalam berbagai modus dan jenis, mulai dari aksi penipuan, pencurian data, hingga pengiriman e-mail yang tidak berguna bagi penerimanya. Memori yang dihabiskan oleh e-mail sampah rata-rata mencapai 1 Mega bytes per hari per pengguna sehingga menjadi beban tersediri bagi kom-puter pengguna.

"Spam biasanya datang dalam ukuran kecil namun berjumlah banyak sehingga tetap dapat menghabiskan kapasitas kotak surat," tu-turnya.

Niall King, Managing Director Asia Pasific Barracuda Networks, mengatakan lebih dari setengah e-mail yang masuk ke server e-mail suatu perusahaan mengandung virus dan spam.

"Pertumbuhan spam dan virus diiringi dengan meningkatnya pasar firewall dan aplikasi antivirus di du-nia," ungkapnya.

Menurut data Barracuda, pada 2003, pasar firewall dunia mencapai US$3,8 juta dan akan melonjak menjadi US$5,5 juta pada akhir tahun ini. Sedangkan penjualan aplikasi antivirus dunia diprediksi mencatat nilai US$4 juta pada 2005 dan pada 2007 akan mendekati US$4,4 juta.

Berdasarkan riset Radicati Group, pada 2007 sekitar 50 miliar pesan spam akan dikirim setiap harinya yang merugikan korporasi sekitar US$200miliar per tahun.

Niall menuturkan perlunya korporasi ataupun penyelenggara jasa Internet menyediakan perangkat firewall untuk menangkal datangnya spam pada mailbox pengguna Internet.

"Kegiatan bisnis di Indonesia dapat berjalan lebih cepat dan mudah yang dipicu oleh lancarnya lalulintas e-mail setelah perangkat jaringan Ethernet-nya dilengkapi spam firewall yang tersedia dalam dua jenis meliputi inbound dan outbound."

Selain spam, perangkat tersebut juga berguna untuk menghalau e-mail bervirus dan denial of service.

Pengamat virus mengungkapkan penyebaran spam di Indonesia telah mengarah kepada modus scam atau penipuan lewat Internet dengan tingkat penyebaran mencapai lebih dari 90% dari total jumlah komputer pri-badi di Tanah Air.

Scam merupakan modus baru kejahatan dunia maya yang mulai memasuki jaringan Internet di Indonesia awal tahun ini. Kejahatan itu menggunakan media e-mail untuk menipu pengguna komputer.

Penipu tersebut mencantumkan website perbankan multinasional pada isi e-mail (biasa disebut banking proofing) dan meminta korban mengunjungi website yang dimaksudkan. (api)

sumber: