Solusi Dapur Hemat Pakai Briket Tempurung

Solusi Dapur Hemat
Pakai Briket Tempurung

Banjarmasin, BPost Senin, 05 Juni 2006 01:05:31

Sebab, meski memiliki wujud fisik yang hampir sama, briket arang memiliki sejumlah kelebihan. Di antaranya, ramah lingkungan karena dapat diperbaharaui, sedikit asap, bebas racun dan harga relatif lebih murah dari briket batu bara maupun minyak tanah.

Demikian disampaikan Ir Ujang Koswara, Direktur PT Buatan Guna Indonesia (BGI) yang juga pengurus Klinik Teknologi dan Peningkatan Mutu binaan Departemen Perindustrian, ditemui di sela-sela acara rapat kerja Deperin di Banjarmasin, pekan tadi.

"Penggunaan briket ini memang sebagai substitusi minyak tanah. Dengan rencana pemerintah mengurangi subsidi minyak tanah, briket ini cocok digunakan sebagai alternatif pengganti. Karena selama ini masyarakat belum tahu sehingga belum terbiasa," katanya.

Berbeda dengan briket batu bara yang agak sulit dinyalakan, menurutnya briket arang tempurung relatif lebih mudah. Sebab ada briket khusus pematik yang pembuatannya dicampur dengan barium, bahan yang sama untuk membuat korek api.

Dari sisi harga relatif murah dengan perkiraan selisih harga dari mitan lebih dari Rp2.000 untuk setiap kilogramnya. Sebab setiap kilogram briket arang tempurung sama dengan dua liter mitan.

"Jika sekarang harga mitan Rp2.400 per liter, maka briket arang hanya Rp3.500 per kilogram. Itu belum lagi jika subsidi mitan dicabut dan harganya menjadi sekitar Rp7.000-an sesuai harga pasar, bisa dibayangkan berapa selisihnya," paparnya.

Sayangnya, produk briket arang tempurung saat ini masih diproduksi terbatas. Sebab di Indonesia, perusahaan yang memproduksinya baru ada di Bitung Menado.

"Selama ini untuk pemakaian lokal masih terbatas. Soalnya briket ini justru di ekspor ke Korea 300 ton per bulannya. Di sana briket di-packing ulang untuk dijual di Supermarket," imbuhnya.

Menurut Ujang, yang terpenting saat ini adalah menumbuhkan kesadaran masyarakat dan pemerintah daerah untuk memanfaatkan potensi alamnya yang dapat diperbaharui. Untuk itu setiap daerah harus dapat menemukan potensi unggulannya guna menghasilkan produk berkualitas yang ramah lingkungan.

"Sebab, kalau persoalannya teknologi itu dapat dipikirkan. Dan klinik teknologi dari departemen perindustrian siap membantu," tandasnya. nda

Penggunaan briket batu bara sudah tidak asing bagi sebagian warga di Kalsel. Namun briket yang dibuat dari arang tempurung kelapa, mungkin masih asing.

sumber: