Setoran Privatisasi BUMN Bertambah Rp 500 Miliar dari 3 BUMN Tambang

Jakarta, Kompas - Setoran hasil privatisasi BUMN dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2004 diperkirakan bertambah sekitar Rp 500 miliar pada semester satu tahun 2004. Hal itu terjadi apabila privatisasi atas tiga BUMN pertambangan yang merupakan rencana lanjutan dari program sebelumnya dapat segera dilakukan Kementerian Negara BUMN saat ini juga. Ketiga BUMN tambang yang diprivatisasi adalah PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk, PT Tambang Timah Tbk, dan PT Aneka Tambang.

Demikian disampaikan Deputi Menteri Negara BUMN Bidang Restrukturisasi dan Privatisasi BUMN Mahmuddin Yasin saat menjawab pers hari Selasa (6/4) di Jakarta.

"Saya kira, dengan privatisasi yang segera dilakukan pada ketiga BUMN tambang setoran hasil privatisasi BUMN akan bertambah sekitar Rp 500 miliar lagi. Kalau setoran per Maret lalu ke kantor kas negara, itu kan sudah kita lakukan, dengan jumlah Rp 3,2 triliun. Kalau nanti ada tambahan, tinggal dijumlahkan saja setoran yang kita lakukan," kata Mahmuddin.

Menurut Mahmuddin, penasihat keuangan untuk privatisasi Bukit Asam, Tim Privatisasi Kementerian Negara BUMN dan Bukit Asam sudah ditunjuk, yaitu PT Danareksa. "Selanjutnya, kita akan rapat teknis untuk persiapan privatisasi Bukit Asam dan kalau tidak ada hambatan pada minggu ini," katanya.

Butuh waktu lagi

Adapun mengenai peraturan pemerintah (PP) bagi privatisasi dua BUMN tambang lainnya, Mahmuddin mengatakan, masih butuh waktu lagi untuk penyelesaian PP-nya. Sejauh ini, hingga pertengahan Maret lalu, Kementerian Negara BUMN telah menyetorkan dana hasil privatisasi BUMN sebesar Rp 3,2 triliun ke kantor kas negara. Jumlah itu merupakan bagian dari target setoran hasil privatisasi untuk APBN 2004 yang ditetapkan DPR dan pemerintah pada Oktober tahun lalu sebesar Rp 5 triliun.

Dana setoran hasil privatisasi BUMN sebesar Rp 3,2 triliun itu terdiri dari hasil program divestasi lanjutan PT Bank Mandiri Tbk pada Maret lalu sebesar Rp 2,8 triliun. Sementara dari hasil program penjualan saham pemerintah ke karyawan (employee and management buy out/EMBO) perusahaan konstruksi, yakni PT Pembangunan Perumahan (PP) diperoleh dana sebesar Rp 60 miliar.

Belum lagi dari perolehan dana hasil program penjualan saham perdana (initial public offering/IPO) dan program EMBO yang dilakukan oleh PT Adhi Karya sebesar 60 miliar.

Juga dana yang dihasilkan dari penjualan sisa saham greenshoe pemerintah di PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk pada akhir 2003 lalu, tetapi penerimaannya dicatatkan dalam penerimaan APBN 2004 sebesar Rp 280 miliar

sumber: