Seleksi penasihat Antam dimulai

Seleksi penasihat Antam dimulai

JAKARTA: PT Aneka Tambang Tbk kemarin memulai proses seleksi untuk memilih penasihat keuangan sebagai langkah awal merealisasikan rencana akuisisi 9,36% saham PT Freeport Indonesia yang dimiliki oleh pemerintah.

Lima calon penasihat keuangan yang mengikuti proses seleksi itu a.l. HSBC Securities, CLSA, Citigroup, BNP Paribas, dan Macquarie.

Hubungan Investor Antam Eko Endriawan membenarkan bahwa proses seleksi penasihat keuangan itu telah dimulai. Namun, dia belum bisa memastikan kapan pemenangnya bakal diumumkan.

Penasihat keuangan itu, bakal bertugas mencari skema terbaik untuk merealisasikan rencana akuisisi itu. Kesibukan lain di BUM pertambangan itu saat ini adalah memfokuskan pada penyelesaian proyek FeNi II dan FeNi III yang sama-sama berlokasi di Pomalaa, Sulawesi Tenggara.

Bulan depan

Proyek FeNi II diproyeksikan rampung bulan depan, sedangkan FeNi III akan selesai pada kuartal I/2006.

Dengan selesainya proyek tersebut, menurut Eko, produksi feronikel yang tahun ini direncanakan sebanyak 7.400 ton, tahun depan ditargetkan meningkat menjadi 22.000 ton. Peningkatan produksi itu bakal meningkatkan pendapatan perseroan bila harga feronikel kondisinya bagus seperti sekarang di mana mencapai US$6,5 per ton.

Kinerja BUMN tambang itu, sampai enam bulan pertama ini, belum diketahui oleh publik karena laporan keuangannya baru akan selesai pada Agustus mendatang. Jika akuisisi saham Freeport terealisasi, Antam dipastikan bakal mendapatkan peningkatan pendapatan dari bijih emas yang dihasilkan oleh Freeport.

Analis memperkirakan produksi emas Antam semester pertama ini naik 24% menjadi 1.033 kg seiring dengan kadar emas yang lebih tinggi dan penyelesaian pekerjaan di pabrik pengolahan emas di Pongkor, Bogor. Sedangkan produksi perak tercatat sebesar 8.046 kg.

Terkait akuisisi itu, Ketua Masyarakat Investor Sekuritas Indonesia (Missi) ND. Murdani meminta Antam memilih skema pembiayaan akuisisi yang tidak merugikan investor publik.

Jika langkah penawaran saham terbatas (rights issue) yang dipilih, dipastikan investor publik akan terdilusi besar-besaran. Sebab, nilai kapitalisasi pasar Antam saat ini hanya sekitar Rp4,7 triliun, sementara dana yang dibutuhkan untuk akuisisi itu mencapai US$730 juta.

Kendati saham terdilusi, bagi investor publik seperti Murdani mengaku tidak keberatan jika harga yang ditawarkan tidak ada rekayasa dan setelah terealisasi, kinerja perseroan bisa membaik sebagaimana akuisisi yang dilakukan oleh PT Bumi Resources Tbk terhadap Arutmin.

Dia berpendapat penawaran saham terbatas di Indonesia sudah lazim jika membuat saham publik berkurang kepemilikannya.

Berkurangnya kepemilikan itu tidak menjadi masalah seandainya pasca akuisisi keuntungan yang diraih perseroan lebih besar.

"Jangan sampai setelah aksi korporasi, kinerja sahamnya justru hancur. Investor tentu tidak berkeberatan kepemilikan sahamnya berkurang, jika untung perusahaan semakin besar," paparnya

Oleh Suli Haji Murwani
Bisnis Indonesia

sumber: