Penulis: Faishol Taselan SURABAYA--MIOL: Sebanyak 2.500 pekerja pertambangan di Jawa Timur menganggur. Penyebabnya, harga BBM tinggi, pasokan gas menurun. Hal itu membuat beban produksi makin tinggi. Akibatnya banyak pengusaha mengurangi karyawannya. "Sekarang saja banyak perusahaan di sektor pertambangan yang sudah mengurangi karyawannya. Kecenderungannya malah terus terjadi," kata Sekretaris Jenderal Asosiasi Perusahaan Tambang Jawa Timur MH. Hudin Sonny, kepada di Surabaya, Minggu (27/11). Hudin menjelaskan, dari jumlah itu mayoritas karyawan yang di PHK, diawali dari dari sektor industri keramik. Kemudian disusul pekerja dari pemasok bahan baku keramik. "Pasokan material turun 50 dari 70 ribu ton per bulan," jelas Hudin. Saat ini, lanjut Hudin, kondisi para pekerja itu masih banyak yang menganggur. Sebagian lagi masih menunggu panggilan di beberapa perusahaan yang mereka lamar. Sedang ribuan lainnya masih sibuk mencari pekerjaan. "Terakhir, saya mendapat laporan puluhan orang diterima di pabrik rokok," katanya. Selain itu, banyaknya PHK tersebut juga dikarenakan biaya angkutan yang mengalami kenaikan hingga mencapai dua kali. Hudi juga mengakui, selain ongkos angkutan naik, jalur transportasi dari pertambangan ke pabrik juga sulit. "Itulah yang menyebabkan biaya produksi menjadi tidak efektif," imbuhnya. Karena itu Hudin berharap, pemerintah segera membuatkan jalur yang lebih baik untuk pengangkutan hasil pertambangan sehingga tidak menimbulkan biaya tinggi. "Selama ini dalam melakukan pengangkutan bahan, terpaksa kita harus pindah beberapa kali. Dari pertambangan harus menggunakan kendaraan diesel. Kemudian diangkut ke kota dengan dump truck. Jalur ini terlalu panjang dan mahal," katanya. (FL/OL-1) |