Saudi Aramco Bersedia Bangun Kilang Tuban

Saudi Aramco Bersedia Bangun Kilang Tuban
Senin, 24 April 2006 | 16:45 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Saudi Aramco bersedia berinvestasi membangun kilang pengolahan minyak di Tuban, Jawa Timur. Dengan demikian kilang itu akan dibangun bersama oleh PT Pertamina, Sinopec dari Cina, dan Saudi Aramco.

Menurut Wakil Direktur Utama PT Pertamina Iin Arifin Takhyan, jika batal berinvestasi di Tuban, Saudi Aramco akan memasok minyak mentah sebanyak 400 ribu barel per hari ke kilang itu. Hal ini disepakati dalam kunjungan Iin ke negara-negara Timur Tengah pekan lalu. "Saya sudah bertemu dengan Menteri Perminyakan yang sekaligus chairman Aramco," kata Iin Arifin Takhyan kepada pers, Senin (24/4).

Tahun lalu, Pertamina sudah menggandeng Sinopec membangun kilang minyak di Tuban. Pertamina membutuhkan kilang dengan kapasitas produksi 200-400
ribu barel per hari. Sedangkan, Sinopec hanya ingin 150 ribu barel per hari. Karena tiada kesepakatan, Pertamina membuka kesempatan bagi investor lain di Tuban.

Iin menjelaskan, sebelum melakukan investasi, Saudi Aramco terlebih dahulu mempertimbangkan kelayakan proyek kilang Tuban.

Dalam kunjungannya pekan lalu, Pertamina juga mengadakan nota kesepahaman dengan International Petroleum Investment Company (IPIC),
perusahaan milik pemerintah Arab Saudi, untuk hal-hal umum. Selanjutnya, Pertamina akan mengkaji bentuk-bentuk kerja sama yang bisa dilakukan dengan perusahaan itu. Rencananya, nota kesepahaman itu akan diteken dan disaksikan langsung Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada hari ini dalam kunjungan kerjanya ke kawasan Timur Tengah.

Direktur Hulu Pertamina Sukusen Soemarinda menambahkan, negara-negara di Timur Tengah memang tertarik memberikan pendanaan di proyek-proyek Pertamina pada tahun ini. "Kami sedang siapkan. Ada beberapa proyek," ujar Sukusen tanpa memerinci.

Saat ini Pertamina memiliki 7 kilang dengan kapasitas produksi sekitar 770 ribu barel per hari dari kebutuhan BBM 1,1 juta barel per hari. Sisanya sekitar 300 ribu barel terpaksa diimpor dari beberapa negara. aqida/syakur usman

sumber: