Saham Timah Berpeluang Terus Meroket

Saham Timah Berpeluang Terus Meroket
Senin, 19 Pebruari 2007 | 02:03 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Saham PT Timah Tbk. menjadi primadona kalangan investor di lantai bursa. Saat ini harga saham dengan kode TINS itu berada pada level Rp 9.250 per lembar, yang berarti sudah meroket 109,04 persen dibanding harga pada akhir 2006, yang hanya Rp 4.425 per lembar.

Tahun 2006 menjadi titik balik bagi PT Timah. Sebab, sejak dua tahun lalu, kinerja saham tidak begitu bersinar. Maraknya aktivitas penambangan timah liar menggerogoti kinerja perusahaan dan saham PT Timah.

Sepanjang 2006, investor yang memegang saham Timah juga sudah dapat mengantongi keuntungan sebesar 143,13 persen dengan kenaikan harga dari Rp 1.820 (29 Desember 2005) menjadi Rp 4.425 per saham (28 Desember 2006). Keuntungan ini juga memacu para investor terus memburu saham emiten perusahaan pertambangan negara lainnya.

Analis pertambangan dari PT Trimegah Sekuritas Tbk., Sebastian Tobing, mengatakan kenaikan harga saham Timah tidak terlepas dari melambungnya harga komoditas tersebut di pasar dunia. Saat ini harga timah di London Metal Exchange berada pada level US$ 13.175 per ton (15 Februari). "Harga timah rata-rata tahun ini diperkirakan mencapai US$ 12.500 per ton atau naik 42,7 persen dibanding harga pada 2006, sekitar US$ 8.756 per ton," katanya.

Selain itu, Sebastian menilai positif keseriusan pemerintah untuk menutup 36 perusahaan tambang liar di Pulau Bangka dan Belitung. "Penutupan smelter ini membuat 70 ribu ton pasokan timah hilang atau sekitar 10 persen dari pasokan timah dunia lenyap," katanya.

Kondisi ini membuat PT Timah diuntungkan sebagai salah satu perusahaan yang diizinkan melakukan impor. Tak aneh, pada November lalu, Direktur Utama PT Timah Thobrani Alwi mematok target produksi untuk 2007 sebesar 40 ribu.
Sebastian memastikan tren naiknya harga timah juga akan membuat kinerja keuangan perseroan semakin kinclong pada tahun ini.

Dia memproyeksikan, perusahaan pada 2007 bisa mengantongi laba bersih Rp 855 miliar dengan pendapatan bersih sekitar Rp 5,7 triliun. "Setiap kenaikan harga timah US$ 1.000 akan menambah nilai laba bersih per saham (earning per share) PT Timah sebesar Rp 200," katanya.

Kepala Riset PT Samuel Sekuritas Cristine Salim mengatakan PT Timah akan semakin diuntungkan dengan adanya Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 04/M-DAG/PER/1/2007 yang mulai diberlakukan pada 23 Februari 2007. "Peraturan ini membuat PT Timah menjadi salah satu perusahaan yang diizinkan untuk ekspor," ujarnya.

Cristine memperkirakan harga saham Timah jangka pendek bisa mencapai Rp 10-11 ribu per lembar. Sedangkan Sebastian memperkirakan harga saham bisa mencapai Rp 13.500-14.000 per lembar dengan proyeksi price earning ratio 5,1 kali. "Sebaiknya investor membeli bila harga saham tersebut terkoreksi," dua analis ini menyarankan. l

MUCHTAR WIJAYA (PDAT)

sumber: