Saham Timah Berpeluang Menguat

 

Rabu, 12 Oktober 2005, 00:05 WIB
Saham Timah Berpeluang Menguat

Laporan -

JAKARTA, investorindonesia.com

Secara teknis, saham PT Tambang Timah Tbk (TINS) berpeluang menguat untuk perdagangan jangka pendek. Saham sektor pertambangan tersebut masih menjanjikan untuk investasi.

"Valuasi saham Timah relatif murah dibanding emiten pertambangan lain," kata analis PT Ekokapital Sekuritas kepada Investor Daily di Jakarta, Selasa (11/10).

Pada perdagangan kemarin, saham Timah ditutup stagnan pada posisi Rp 1.710. Saham Timah ditransaksikan hanya 70 kali dengan volume transaksi sebesar 598.000 unit saham senilai Rp 1,01 miliar.

Menurut Aldo, fundamental saham Tambang Timah cukup menggembirakan. Price to earning ratio (PER) baru 4,46 kali dan price to book value (PBV) 0,57 kali. "Sedangkan PER ANTM (Aneka Tambang) 6 kali, dengan PBV 2 kali," ujarnya.

Dia mengatakan, kinerja perseroan juga cukup bagus, karena terus membukukan laba bersih. Pada 2003, laba bersih Timah mencapai Rp 76 miliar, sebelum meningkat menjadi Rp 178 miliar pada 2004. "Tahun ini, laba bersih perseroan diprediksi mencapai Rp 192 miliar, karena pada semester pertama sudah terbukukan Rp 96 miliar," jelasnya.

Aldo menambahkan, kinerja perseroan yang meningkat tersebut berdampak positif pada pertumbuhan earning per share (EPS) saham Timah tahun ini. "Pada akhir 2005, EPS perseroan diperkirakan mencapai Rp 436," kata Aldo.

Lebih lanjut Aldo menjelaskan, secara teknis saham Timah berpotensi menguat setelah sebelumnya bergerak mendatar. "Itu terlihat dari indikator relative strength index (RSI) yang sudah oversold," ujarnya.

Aldo menjelaskan, indikator Williams%R (W%R) juga menunjukkan arah serupa pada saham Timah dalam waktu dekat. "Indikator W%R memperlihatkan peluang berbalik arah menguat pada saham Timah," jelasnya.

Pendapat senada dikemukakan analis PT Phillip Securities Indonesia Mustafa Kamil. Saham Timah berpotensi uptrend, setelah indeks harga saham gabungan (IHSG) menguat kembali. "Saham ini selalu mengikuti pergerakan indeks," ujar Mustafa.

Mustafa menambahkan, penguatan saham TINS juga terbaca dari indikator RSI untuk 10 hingga 21 hari yang mulai memasuki area oversold. "Meskipun dari indikator stochastic oscillator mengindikasikan arah menurun," jelasnya.

Target Produksi

Sementara itu, manajemen Tambang Timah menyatakan, pihaknya tetap memproyeksikan produksi timah untuk tahun ini sebanyak 40.000 ton. Sekretaris Perusahaan Tambang Timah Prasetyo Budi Saksono kepada Investor Daily mengatakan, meskipun terjadi kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) sejak awal Oktober lalu, target produksi perseroan tidak akan berubah. "Walaupun demikian, kenaikan harga BBM tersebut akan membuat biaya membengkak," jelasnya.

Namun, Prasetyo belum dapat menjelaskan hasil laporan keuangan perseroan hingga kuartal III tahun ini. Saat ini, laporan keuangan tersebut masih dalam proses audit dan belum dapat dipublikasikan. "Kita akan selenggarakan public expose pada 27 Oktober nanti dengan agenda antara lain membahas laporan keuangan kuartal III tahun ini," ujarnya.

Sebelumnya, selama enam bulan pertama 2005, penjualan bersih perseroan mencapai Rp 1,60 triliun atau meningkat 46,9% yoy dibanding periode sama 2004 sebesar Rp 1,09 triliun. Namun, peningkatan penjualan bersih perseroan juga diikuti kenaikan beban pokok penjualan yang membengkak dari Rp 758,53 miliar menjadi Rp 1,33 triliun, sehingga laba kotor melorot 19,7% yoy menjadi Rp 268,81 miliar dari sebelumnya Rp 334,81 miliar.

Bahkan, laba usaha Timah pada periode tersebut anjlok 34,% yoy menjadi Rp 147,25 miliar dari sebelumnya Rp 226,24 miliar pada semester pertama 2004. Namun, perusahaan tambang timah itu mampu menekan beban lain-lain dari Rp 83,25 miliar menjadi Rp 3,82 miliar, sehingga total beban lain-lain menyusut menjadi Rp 9,35 miliar dari Rp 78,66 miliar.

Sementara itu, menciutnya beban pajak penghasilan dari Rp 105,70 miliar menjadi Rp 64,28 miliar langsung mendongkrak posisi laba bersih Timah menjadi Rp 96,49 miliar atau meningkat 48,9% yoy dari sebelumnya Rp 64,79 miliar. Seiring dengan itu, laba bersih per saham perseroan juga meningkat menjadi Rp 192 dari Rp 129.

Rekomendasi

Aldo merekomendasikan hold saham Tambang Timah untuk perdagangan jangka pendek. Namun, untuk jangka menengah dan panjang, dia menyarankan beli. "Support saham ini pada level Rp 1.670 dan resistance Rp 1.780," ujarnya.

Sementara itu, Mustafa merekomendasikan buy on weakness saham Timah untuk perdagangan jangka pendek. Kemudian untuka jangka menengah maupun panjang, dia merekomendasikan hold. "Support saham Timah di posisi Rp 1.650 dan resistance 1.770," jelasnya. (asp)

sumber: