Saham Tambang Timah Layak Beli
Jumat, 22 Juli 2005, 00:20 WIB Valuasi saham PT Tambang Timah Tbk (TINS) masih murah dibanding emiten pertambangan lain. Secara teknis, harga saham Tambang Timah akan melanjutkan penguatan dalam jangka pendek. “Saham ini layak dikoleksi untuk jangka pendek maupun panjang, karena masih menjanjikan dalam investasi,� kata analis AM Capital Indonesia Robin Setiawan kepada Investor Daily di Jakarta, Kamis (21/7). Pada perdagangan Kamis (21/7), saham TINS ditutup menguat Rp 50 dari posisi Rp 2.100 ke level Rp 2.150. Saham pertambangan tambang Timah itu ditransaksikan 149 kali, dengan volume transaksi sebanyak 3,165 juta saham senilai Rp 6,724 miliar. Menurut Robin, fundamental saham Tambang Timah masih baik, karena valuasinya murah dibanding saham sejenis. Price to earning ratio (PER) hanya 4,7 kali dan price to book value (PBV) 0,6 kali. “Sedang PER INCO 7,7 kali dengan PBV 1,5 kali dan PER ANTM 5,7 kali dengan PBV 1,7 kali,� ujarnya. Ia mengatakan, kinerja perseroan termasuk bagus, karena terus membukukan laba bersih yang positif per tahunnya. Pada 2003, laba bersih hanya Rp 76 miliar, namun pada 2004 meningkat menjadi Rp 178 miliar. “Tahun ini, laba bersih diprediksi mencapai Rp 228 miliar, karena pada kuartal pertama sudah terbukukan Rp 57 miliar,� jelasnya. Robin menambahkan, kinerja yang meningkat tersebut berdampak positif pada pertumbuhan earning per share (EPS) saham TINS tahun ini. Pada 2004, EPS perseroan naik menjadi Rp 353, dari tahun sebelumnya yang hanya Rp 152. “Kalau pada 2005, EPS perseroan diperkirakan mencapai Rp 456,� kata Robin. Lebih lanjut Robin menjelaskan, secara teknis, saham TINS tetap berpotensi menguat dalam waktu dekat, karena indikator Relative Strength Index (RSI) menunjukkan tren naik. “Momentumnya juga jelas mendukung,� ujarnya. Robin mengatakan, dengan indeks yang meningkat cukup signifikan, saham Timah belum bergerak banyak, tidak seperti saham-saham lainnya. “Jadi peluang penguatan masih ada,� jelasnya. Pendapat senada dikemukakan analis Evergreen Capital Edwin Sebayang. Saham Tambang Timah masih berpotensi uptrend, karena valuasinya masih murah dibanding saham pertambangan lainnya. “PER saham ini hanya 5 kali dan PBV masih satu kali,� jelas Edwin. Edwin menambahkan, penguatan saham TINS itu ditopang dengan harga timah yang mulai menguat kembali, meskipun harga bahan bakar juga meningkat. “Indikator Williams% (W%R) dan Moving Average Convergence Divergence (MACD) juga menunjukkan arah bullish,� ujarnya. Capex 2005 Rp 168 Miliar Manajemen PT Timah Tbk memperkirakan, dana belanja modal (capex) tahun ini mencapai Rp 168 miliar. Dana tersebut akan digunakan untuk membeli kapal keruk, penyelesaian pembangunan smelter, biaya eksplorasi timah lepas pantai, dan penambahan single stage furnace. Direktur Utama Tambang Timah Thobrani Alwi beberapa waktu lalu mengatakan, dengan capex tersebut, kinerja perseroan diharapkan lebih bagus dibanding tahun sebelumnya. Investasi yang akan ditanamkan khusus untuk pembangunan smelter diperkirakan mencapai Rp 35 miliar. Dengan demikian, perseroan akan memiliki tempat peleburan timah sebanyak 8 unit. Langkah lain yang dilakukan perseroan adalah dengan melebarkan sayap ke bisnis batubara. Sebelumnya, perseroan berencana mengakuisisi perusahaan tambang lokal kelas menengah. “Timah akan berupaya mencari perusahaan tambang. Tapi kepemilikan di perusahaan itu harus 75% dengan umur tambang sekitar lima tahun,� ujarnya. Rekomendasi Robin Setiawan merekomendasikan beli saham Tambang Timah untuk jangka pendek, menengah, dan panjang karena layak dikoleksi. “Support saham ini pada Rp 2.100 dan resistance di level Rp 2.250,� ujarnya. Edwin Sebayang juga merekomendasikan beli saham TINS untuk jangka pendek maupun panjang, karena masih menjanjikan untuk investasi. “Support saham TINS di posisi Rp 2.125 dan resistace Rp 2.250,� jelasnya.(asp) |