Saham tambang masih jadi incaran investor

Saham tambang masih jadi incaran investor

Bisnis, 9 November 2005

 

JAKARTA: Saham sektor pertambangan akan menjadi incaran para investor bursa. Pasca Lebaran, pelaku pasar diperkirakan aktif kembali mengakumulasi saham sektoral yang dinilai memberikan prospek gain tinggi. Transaksi juga diwarnai aksi jual beli tehnikal terutama terhadap saham yang valuasinya murah dan kompetitif. Umumnya, investor masih cenderung memanfaatkan berbagai rumor individual untuk mendapatkan gain di saham sektoral.

Bagaimana pun juga saham pertambangan tetap menjanjikan keuntungan yang menggiurkan. Kinerja fundamental yang solid dan corporate action menarik membuat investor aktif memburu saham sektoral. Pelaku pasar optimis kinerja emiten pertambangan tahun ini akan tetap tumbuh positif. Namun investor juga berhati-hati dan mencermati dampak kenaikan harga BBM terhadap meningkatnya biaya operasional serta pengaruh melemahnya perekonomian global terhadap kelangsungan kinerja emiten kuartal IV.

Sepanjang semester kedua berjalan pergerakan saham pertambangan masih cenderung positif. Dilihat dari aktivitasnya yang tinggi mencerminkan saham sektoral sangat diminati kalangan pelaku pasar. Tercatat selama periode perdagangan 30 Juni sampai 25 Oktober, volume saham pertambangan yang dipindahtangankan sudah sebanyak 7,810 miliar lembar atau membukukan nilai transaksi Rp10,122 triliun. Sementara pada periode perdagangan semester sebelumnya, saham pertambangan mampu membukukan transaksi seluruhnya sebesar Rp19,405 triliun.

Meski aktivitasnya cenderung terbatas, Apexindo Pratama Duta berhasil mengkontribusi gain tertinggi setelah kursnya naik 23,73% sepanjang semester dua berjalan ini. Disusul apresiasi Aneka Tambang sebesar 13,54%, Tambang Batubara Bukit Asam gain 6,92% dan Inco menguat tipis 4,24%. Beberapa pergerakan saham pertambangan lainnya tidak luput dari fluktuasi indeks BEJ dan pengaruh sentimen pasar. Alhasil, Timah dibukukan loss 23,18%, Energi Mega Persada terkoreksi 11,9%, Medco Energi International turun 6,62% sementara Bumi Resources yang menjadi penggerak utama saham pertambangan turut melemah sebesar 6,02%.

sumber: