Saham pertambangan semester pertama sangat atraktif
Saham pertambangan semester pertama sangat atraktif
Bursa Rabu, 06/07/2005
ÂÂ
JAKARTA : Kinerja saham pertambangan selama semester pertama tahun ini sangat atraktif. Tergiur ingin mendapatkan capital gain maupun deviden, investor gencar melakukan pembelian untuk investasi di berbagai saham unggulan sektoral.
Animo beli disulut fundamental emiten yang solid maupun isu pergerakan harga komoditi tambang yang cenderung membaik di dunia. Secara keseluruhan prospek emiten pertambangan yang cerah tahun ini membuat saham pertambangan menjadi incaran pelaku pasar.
Kenaikan harga saham yang signifikan terlihat dari pergerakan indeks sektoral yang menguat tajam. Sepanjang enam bulan pertama 2005 indeks saham pertambangan sudah mengalami kenaikan 27,16%.
Seiring dengan apresiasi tersebut, nilai kapitalisasi pasar saham pertambangan meningkat Rp13,217 triliun hingga seluruhnya dibukukan menjadi Rp61,151 triliun. Mayoritas saham pertambangan menunjukkan penguatan terutama emiten minyak dan gas.
Medco Energi International (MEDC) tercatat sebagai top gainer kelompok saham pertambangan semester pertama ini. Posisi MEDC melonjak 81,93% ke Rp3775 (30 Juni) dibanding akhir Desember lalu di level Rp2075. Selain harga minyak, animo beli MEDC dipicu berbagai aksi korporasi perusahaan.
Sentimen beli juga mendongkrak posisi Energi Mega Persada naik 40%, Antam menguat 39,13%, Apexindo Pratama Duta gain 31,11%, Inco 22,51%, Tambang Timah 6,02% dan Bumi Resources 3,75%. Dari seluruh aktivitas perdagangan saham pertambangan, BUMI menguasai nilai transaksi terbesar atau mencapai Rp 8,931 triliun dengan volume diperjualbelikan sebanyak 10,556 miliar unit.
Maraknya animo beli terhadap saham pertambangan sekaligus mencerminkan ekspektasi yang tinggi terhadap prospek emiten. Kinerja emiten kuartal pertama 2005 yang rata-rata menunjukkan pertumbuhan positif membuat investor optimis berinvestasi jangka panjang.
Untuk semester kedua berikutnya, prospek saham pertambangan masih tetap menarik. Selain kinerja, valuasi saham yang rata-rata masih murah dibanding saham sejenis di sejumlah bursa kawasan mendorong investor untuk memburunya.
· Sigma Research
sumber: