Saham pertambangan selama Januari melejit

Bursa, Rabu, 02/02/2005
JAKARTA: Investor masih memberi apresiasi terhadap saham pertambangan. Hal ini terlihat dari pergerakan kurs saham sektoral selama perdagangan Januari melejit ke level signifikan. Alhasil, indeks pertambangan bergerak menguat 13,22% atau naik 65,43 poin ke posisi 560,329.

Optimisme pemodal tidak terlepas dari prospek sektor usaha pertambangan yang menjanjikan menyusul kenaikan harga sejumlah komoditasnya di dunia. Di sisi lain investor mulai melakukan antisipasi atas laporan keuangan emiten 2004 yang akan dipublikasikan. Membaiknya usaha pertambangan secara keseluruhan membuat pelaku pasar aktif mengakumulasi saham sektoral yang kinerja fundamentalnya diperkirakan tumbuh positif.

Bulan lalu saham pertambangan mampu mencatatkan volume perdagangan sebanyak 5,033 miliar lembar atau senilai Rp 5,846 triliun. Saham yang diburu investor diantaranya Bumi Resources sekaligus paling banyak ditransaksikan sebesar Rp2,278 triliun berikutnya Perusahaan Gas Negara Rp1,539 triliun, Energi Mega Persada Rp 850,146 miliar, Medco Energi Corporation Rp 400,642 miliar dan seterusnya.

Lonjakan harga minyak ke level USD 50 per barrel yang diikuti kenaikan harga mineral di pasar internasional memicu sentimen beli saham diatas.

Energi Mega Persada mampu membukukan gain tertinggi atau melonjak 41,67% ke level Rp850 dibanding akhir tahun di Rp600. ENRG cukup menarik dikoleksi, disamping harganya berpeluang menguat juga didukung tingginya sentimen sektoral saat ini.

Perusahaan Gas Negara pun tak luput dari incaran pemodal menyusul rencana emiten menaikkan harga gas untuk rumah tangga mulai awal Pebruari. PGAS juga tengah merealisasikan proyek baru senilai USD 405 juta untuk membangun proyek transmisi pipanisasi dan distribusi gas dari Duri, Dumai, Medan sampai Belawan.

Dari mayoritas saham pertambangan yang cenderung mengalami kenaikan bulan lalu, sebaliknya Tambang Timah justru terkoreksi. Kendati demikian transaksi sahamnya berlangsung marak dan sangat likuid.

Posisinya ditutup melemah ke Rp 2000, terpangkas 3,61% atau Rp 75 dari akhir Desember lalu. Tahun ini Tambang Timah menargetkan pertumbuhan kinerja sebesar 10% bersamaan dengan kenaikan harga komoditas maupun produksi timah.

Sigma Research

sumber: