Saham pertambangan rentan profit taking
Saham pertambangan rentan profit taking
ÂÂÂÂ
Hal ini dilakukan untuk meminimalkan resiko kerugian disamping menyesuaikan pada posisi harga yang baru. Sementara itu mayoritas saham pertambangan sepanjang minggu lalu mengalami apresiasi yang signifikan dimana indeks sektoral menguat 13,52 poin atau 2,23% ke 620,522. Antusiasme investor terlihat dari aktivitas transaksi maupun volume saham terjadi dalam jumlah besar.
Sentimen laporan keuangan masih membayangi maraknya perdagangan disamping prospek sektor pertambangan tahun ini tetap menjanjikan. Seluruh saham sektoral pekan lalu membukukan nilai transaksi Rp961,285 miliar dengan jumlah diperjualbelikan mencapai 772,772 juta lembar.
Beberapa saham emiten yang menjadi ajang spekulasi terbesar diantaranya Bumi Resources mencatatkan nilai transaksi Rp292,217 miliar, Aneka Tambang Rp166,832 miliar, Perusahaan Gas Negara Rp151,102 miliar dan Energi Mega Persada Rp118,863 miliar. Jual beli tehnikal yang mendominasi aktivitas perdagangan telah memicu berbagai saham diatas bergerak mixed.
Diantara kelompok saham tambang, Inco kembali menjadi perburuan investor. Harga sahamnya naik ke level Rp14.950 (18 Maret) atau gain 2,75% dibanding periode sebelumnya di Rp14.550 (10 Maret).
Maraknya transaksi dipicu publikasi hasil laporan keuangan emiten 2004 yang semakin mengesankan.Tahun lalu Inco berhasil membukukan laba bersih sebesar USD 265,088 juta atau melejit 154,44% dari periode 2003. Penjualan meningkat 55,61% menjadi USD 792,083 juta dibanding 2003 yakni USD 509,028 juta. Berkat efisiensi yang tinggi emiten juga meraup laba usaha yang melejit 145,78% menjadi USD382,294 juta.
Selain kenaikan harga nikel dunia, membaiknya kinerja penjualan tidak terlepas dari volume produksi yang berhasil mencatatkan rekor tertinggi pada 2004 yakni sebanyak 159 juta pon. Rekor ini akan terus dipertahankan dimana Inco menargetkan produksi tahun ini mencapai 160 juta pon nikel.
sumber: