Saham pertambangan masih terkontraksi

Bisnis Indonesia

JAKARTA : Beberapa saham pertambangan kembali mengalami kontraksi, disamping sebagian saham dalam kelompok tersebut tetap menunjukkan penguatan. Kegiatan transaksi saham sektoral masih cenderung spekulatif dimana investor berupaya mendapatkan gain temporer. Hal ini juga diakibatkan sentimen BEJ yang belum stabil selain dibayangi kenaikan harga BBM membuat sebagian pelaku pasar menahan diri.

Meski demikian, kecenderungan ini hanya bersifat sesaat mengingat saham pertambangan merupakan sektor investasi paling menguntungkan di bursa. Sejauh ini melonjaknya harga minyak diikuti hampir seluruh komoditas tambang dunia mampu membuat investor saham meraup gain cukup signifikan. Disamping itu ekspektasi terhadap kinerja keuangan 2004 maupun aksi korporasi emiten dalam rangka perluasan usaha menjadi alasan bagi pelaku pasar untuk tetap berinvestasi di saham sektoral.

Aktivitas saham pertambangan tampak marak namun spekulatif. Transaksi jual beli mencapai Rp715,471 miliar dengan memindahtangankan 571,832 juta lembar. Bumi Resources membukukan nilai transaksi tertinggi Rp 237,979 miliar. Sementara posisi saham sempat turun ke Rp 870 (11 Feb) namun pada periode perdagangan berikutnya menanjak ke level Rp 890 (14 Feb).

Sementara itu spekulasi di saham Aneka Tambang dan Tambang Timah didominasi aksi jual membuat posisi saham diatas masing-masing melemah. Di bagian lain, sebagian saham seperti Energi Mega , Inco, Perusahaan Gas Negara dan Tambang Batubara mengalami technical rebound dan naik di kisaran terbatas. Pelaku pasar bermain selektif dan mengakumulasi saham tertentu diatas untuk memperbaiki harga.

Pergerakan saham tambang masih akan mengikuti tren BEJ. Di sisi lain, potensi gain tetap terbuka mengingat kondisi emiten didukung fundamental yang solid dengan berbagai informasi penting seperti hasil laporan keuangan yang dalam waktu dekat akan dipublikasikan.

Sigma Research

sumber: