Saham INCO Masih Terapresiasi

JAKARTA, investorindonesia.Senin, 06 Juni 2005, 00:00 WIB

Saham PT International Nickel Indonesia Tbk (INCO) diperkirakan tetap terapresiasi. Hal itu terjadi karena pola pergerakan beberapa indikator teknis berada di area uptrend. Selain itu, peningkatan kinerja perseroan pada tahun 2004 lalu memunculkan minat beli pada investor.

“Saham INCO layak dibeli karena masih positif dan tetap menunjukkan arah menguat. Baik untuk jangka pendek maupun panjang,� kata analis Phillip Securities Indonesia, Mustafa Kamil kepada Investor Daily di Jakarta, akhir pekan lalu (3/6).

Pada perdagangan Jumat (3/6), saham INCO ditutup menguat Rp 200 dari posisi Rp 13.800 ke level Rp 14.000. Saham pertambangan tersebut ditransaksikan sebanyak 134 kali, dengan volume transaksi sebesar 636.000 lot saham dan nilai transaksi sebesar Rp 8,920 miliar.

Menurut Mustafa, secara fundamental saham INCO masih layak dibeli dalam jangka pendek maupun panjang karena kinerjanya tetap menjanjikan. “Laba bersih 2004 dapat mencapai Rp 2,4 triliun dari 2003 yang hanya Rp 881 miliar,� jelas Mustafa.

Mustafa menambahkan, meski earning per share (EPS) saham International Nickel pada 2004 menurun dari perolehan tahun sebelumnya karena adanya right issue, tapi untuk 2005 ini, EPS diperkirakan akan tumbuh positif. “Bahkan bisa mencapai 300%,� ujarnya.

Mustafa mengatakan, valuasi saham INCO terlihat lebih murah dibanding saham sektor pertambangan lainnya, seperti saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM). Price to earning ratio (PER) saham INCO hanya 4 kali dan Price to book value (PBV) 1,1 kali. Sedangkan PER ANTM hampir 5 kali dengan PBV 1,3 kali.

Lebih lanjut, Mustafa mengatakan, secara teknis saham International Nickel Indonesia masih berpeluang menguat untuk perdagangan jangka pendek. “Itu terlihat dari indikator relative strength index (RSI) yang menunjukkan ke arah atas,� jelasnya.

Indikator teknis lainnya seperti indikator stochastic oscillator juga menunjukkan potensi penguatan pada saham INCO. “Karena sudah bergerak di area oversold,� ujarnya.

Di tempat terpisah, pengamat dan praktisi pasar modal, Deri Ramadhan mengatakan, kinerja perusahaan tambang itu di 2005 ini masih membaik didukung oleh depresiasi nilai tukar rupiah dan tingginya harga jual komoditas nikel. Perusahaan juga menargetkan volume penjualannya di tahun iniminimal sama seperti tahun lalu yaitu sebesar 160 juta pon. “Namun INCO berencana membangun bendungan baru untuk meningkatkan kapasitas volumenya menjadi 200 juta pon di tahun 2009 apabila bendungan ketiga selesai dibangun,� jelasnya.

Deri mengatakan, pergerakan harga saham INCO dalam beberapa hari terakhir ini bergerak dikisaran terbatas pada range Rp 13.700 sampai Rp 14.100. Itu terjadi karena kurang likuid dan tingginya harga saham yang menyebabkan hanya investor yang memiliki visi long term dan fundamentalist yang mau simpan saham ini. “Jadi untuk trading jangka pendek tidak cocok,� ujarnya.

Secara teknis kata Deri, indikator stochastic oscillator menujukkan saham International Nickel Indonesia berpotensi melemah karena posisinya terlihat bergerak menurun dan di lihat dari indikator moving average convergence divergence (MACD) juga sama. “Meski saat ini berada di area sideways, tapi arahnya menuju ke bawah,� jelasnya.

Berencana Emisi Obligasi

Sementara itu, PT International Nickle Indonesia Tbk (INCO) kabarnya dalam tahun 2005 ini berencana menerbitkan obligasi senilai US$200-300 juta.

Bahkan untuk merealisasikan niat tersebut, perusahaan tambang itu disebut-sebut telah menunjuk Morgan Stanley dan JP Morgan Chase & Co sebagai penjamin pelaksana emisi obligasi. Dana hasil penerbitan surat utang itu kemungkinan besar akan dipergunakan untuk belanja modal meningkatkan kapasitas yang mencapai US$280 juta selama empat tahun ke depan.

Rekomendasi

Mustafa Kamil merekomendasi beli saham International Nickel Indonesia untuk jangka pendek. Sedangkan untuk transaksi menengah dan panjang, dirinya menyarankan hold. “support saham ini ada di posisi Rp 13.800 dan resistance pada level Rp 14.250,� ujarnya.

Deri Ramadhan merekomendasi buy on weakness saham INCO untuk jangka pendek. Kemudian untuk menengah dan panjang, dirinya tetap menyarankan beli. “Support-nya di Rp 13.700 dan resistance ada pada posisi Rp 14.500,� jelasnya. (asp)

sumber: